10 Wisata Sejarah di Malang Menarik Dikunjungi, Ada Bioskop Jadul sampai Masjid Era Diponegoro

 


SURYAMALANG.COM, - Intip 10 wisata sejarah di Malang yang menarik dikunjungi baik untuk anak muda ataupun para orang tua. 

Khususnya untuk anak muda, sederet wisata sejarah di Malang ini bisa jadi sumber wawasan agar lebih dekat mengenal akar budaya sendiri. 

Beberapa wisata sejarah di Malang ini memiliki histori dan keunikannya masing-masing seperti masjid, candi sampai bioskop jadul, zaman dulu. 

Di kawasan Kabupaten Malang ada masjid tertua yang sudah ada sejak era Pangeran Diponegoro. 

Lalu ada juga museum yang menyimpan peninggalan-peninggalan era kerajaan Majapahit. 

Selengkap intip 10 wisata sejarah di Malang yang menarik dikunjungi berikut ini:

1. Indonesian Old Cinema Museum (Bioskop Jadul)

Layar tancap atau bioskop jadul zaman dulu adalah bioskop keliling yang pernah menjadi ikon Indonesia. 

Mengutip Kompas.com (15/11/2022), layar tancap merupakan bagian dari sejarah perfilman di Indonesia, namun telah hilang tergerus perkembangan zaman.

Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan koleksi barang-barang berkaitan dengan layar tancap bisa mengunjungi Indonesian Old Cinema Museum.

Di museum ini, pengunjung bisa melihat gulungan film, layar putih, dan perlengkapan layar tancap lainnya.

Lokasinya berada di Jalan Soekarno-Hatta Nomor 45, Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

2. Museum Ganesya (Koleksi Kerajaan Majapahit)

Museum Ganesya berada di dalam kompleks Hawai Water Park, tepatnya di Jalan Graha Kencana Utara V, Kota Malang, Jawa Timur.

Mengutip Kompas.com (15/1/2020), museum yang baru buka pada pertengahan 2019 ini memamerkan koleksi peninggalan Kerajaan Majapahit. 

Ada miniatur candi, genteng, saung dan rumah penduduk yang terbuat dari tanah liat.

Selain itu juga ada banaspati, guci, anglo, dan lainnya. 

Ada pula replika pusaka Kerajaan Singosari dan Kerajaan Majapahit yang dibuat persis dengan aslinya.

3. Masjid Bungkuk (Era Diponegoro)

Masjid At-Thohiriyah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Bungkuk merupakan masjid tertua di Malang, seperti dikutip dari Kompas.com (20/4/2022).

Lokasinya berada di Kelurahan Pagentan, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Nama masjid diambil dari pendirinya yaitu Kyai Hamimuddin atau dikenal sebagai Mbah Bungkuk.

Ia merupakan salah satu Laskar Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa yang singgah di kawasan Singosari.

Masjid Bungkuk dulunya berupa gubuk di tengah hutan.

Masjid ini merupakan bukti penyebaran Islam oleh Mbah Bungkuk di kawasan Malang yang kala itu mayoritas penduduknya memeluk Hindu. 

Kyai Hamimuddin alias Mbah Bungkuk wafat pada 1850 masehi dan dimakamkan tepat di belakang Masjid Bungkuk.

Beberapa peziarah mendatangi makam Mbah Bungkuk pada momen tertentu.

4. Petirtaan Watugede 

Petirtaan Watugede merupakan kolam pemandian yang sumbernya berasal dari mata air.

Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, situs ini diperkirakan kompleks taman kerajaan pada masa Kerajaan Majapahit.

Situs ini berdiri di atas lahan seluas 2.516 meter persegi.

Ada mata air jernih yang memancar dari bawah pohon di tepi kolam.

Selanjutnya, mata air itu mengaliri dua buah kolam yang terletak di utara dan selatan.

Petirtaan Watugede yang ditemukan pada 1925 ini telah ditetapkan sebagai Situs Cagar Budaya Nasional Lokasinya berada di Desa Watugede, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang

5. Pemandian Ken Dedes 

Menurut legenda, pemandian Ken Dedes adalah tempat bertemunya Ken Dedes dan Ken Arok, seperti dikutip dari laman Pemerintah Kabupaten Malang.

Lokasinya sekitar satu kilometer dari Candi Singasari, di Jalan Kendedes, Kelurahan Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

Fasilitas obyek wisata sejarah ini meliputi kolam dewasa dan anak-anak, serta wahanan permainan.

Pada tepi pemandian terdapat sebuah bukit kecil yang dikelilingi pepohonan rindang, biasanya dipakai pengunjung untuk piknik.

6. Kayutangan Heritage 

Kayutangan Heritage atau Kampoeng Heritage Kajoetangan merupakan sebuah kawasan yang ditata dengan apik, serta dipenuhi dengan bangunan bergaya peninggalan kolonial Belanda.

Mengutip Kompas.com (8/4/2021), pada kawasan ini terdapat struktur cagar budaya yang dibangun sejak 1870 hingga 1920.

Ada sekitar 22 bangunan heritage yang dilestarikan dan masih berfungsi sebagai hunian sekaligus tempat usaha di kawasan ini.

Pengunjung dan turis dapat melihat bangunan-bangunan tersebut yang menonjolkan ciri khas kolonial Belanda.

Lokasinya berada di Jalan Jenderal Basuki Rahmat Gg. 4, Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang. 

7. Kelenteng Eng An Kiong

Wisata sejarah di Malang selanjutnya adalah Kelenteng Eng An Kiong yang berada di Jl. R.E. Martadinata, Kotalama, Kec. Kedungkandang, Kota Malang.

Kelenteng Eng An Kiong merupakan kelenteng Tridarma, yang digunakan untuk beribadah tiga kepercayaan, yaitu Khonghucu, Taoisme, dan Buddha, seperti dikutip dari Kompas.com (5/1/2023).

Bangunan kelenteng yang didirikan pada 1825 ini, telah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Pendiri Kelenteng Eng An Kiong adalah orang militer yang bernama Liutenant Kwee Sam Hway.

8. Museum Singhasari

Sesuai namanya, Museum Singhasari menyimpan benda-benda bersejarah peninggalan Kerajaan Singasari.

Lokasinya berada di Perumahan Singhasari Residence, Desa Klampok, Kecamatan Singasari, Kabupaten Malang. 

Kerajaan Singasari merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia bercorak Hindu-Buddha yang berada di daerah Singasari, Kabupaten Malang.

Kerajaan Singasari juga dikenal dengan nama Kerajaan Tumapel.

Mengutip Kompas.com (12/6/2022), terdapat sekitar 345 koleksi artefak bersejarah pada museum seluas sekitar 3.000 meter persegi itu.

Pengunjung bisa melihat berbagai macam artefak peninggalan Kerajaan Singosari, seperti arca Mahakal, Mahisha, Ganesha, Durga Gaya Singasari, dan Prajna Paramita

9. Candi Badut 

Candi Badut merupakan candi tertua di Jawa Timur, seperti dikutip dari Kompas.com (18/1/2023).

Candi bercorak Hindu ini merupakan peninggalan Kerajaan Kanjuruhan yang diperkirakan dibangun pada abad ke-8, berdasarkan Prasasti Dinoyo.

Lokasinya berada di Desa Karangwidoro, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Candi Badut ditemukan pada 1921 oleh Maureen Brecher, seorang Belanda.

Kemudian, bangunan candi dipugar pada 1923-1926.

Adapun nama Candi badut diambil dari nama kecil Raja Gajayana yaitu Liswa dalam bahasa Sansekerta, yang berarti anak komedi, tukang lawak, atau tukang tari.

Kata tersebut serupa maknanya dnegan badut di masa kini, yakni seseorang yang menjadi penghibur dengan berbuat lucu atau melawak.

10. Candi Jawar Ombo 

Candi Jawar Ombo berada di Desa Muliosari, Kecamatan Ampel Gading, Kabupaten Malang.

Mengutip laman Pemerintah Kabupaten Malang, bangunan candi pertama kali ditemukan penduduk setempat pada 1983 dalam kondisi masih terpendam tanah.

Hingga kini, Candi Jawar Ombo masih penuh dengan misteri lantaran belum banyak kajian sejarah dari peninggalan bersejarah ini.

Daya tarik Candi Jawar Ombo adalah bangunan candi yang menghadap ke arah Gunung Semeru.

Bangunan candi berciri khas candi Jawa Timur yakni tinggi dengan alas di bawahnya.

Pada pintu masuk candi terdapat arca batu yang memegang gada, yang diperkirakan sebagai wujud Dwarapala.

Demikian wisata sejarah di Malang yang menarik dikunjungi dari candi sampai museum. 
















SUMBER : https://suryamalang.tribunnews.com/2023/10/13/10-wisata-sejarah-di-malang-menarik-dikunjungi-ada-bioskop-jadul-sampai-masjid-era-diponegoro?page=4

10 Wisata Sejarah di Malang Menarik Dikunjungi, Ada Bioskop Jadul sampai Masjid Era Diponegoro 10 Wisata Sejarah di Malang Menarik Dikunjungi, Ada Bioskop Jadul sampai Masjid Era Diponegoro Reviewed by WONGPASAR GROSIR MALANG on 09.24 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.