Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya...

 


Seorang nenek berusia 81 tahun di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), meninggal dunia usai mengalami sejumlah gejala yang mengarah pada rabies. Gejala yang dialami tidak disertai demam, namun muncul tanda khas seperti takut air (hidrofobia) dan takut angin (aerofobia). Nenek bernama Yuliana Juli itu sebelumnya digigit anjing peliharaannya sekitar empat bulan lalu. “Pasien memiliki gejala takut angin dan air,” ujar Kepala Puskesmas Watubaing, Servasius Situ, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (21/7/2025). Pasien sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Tc. Hillers Maumere selama dua hari, sebelum akhirnya dipulangkan atas permintaan keluarga. Yuliana mengembuskan napas terakhir pada Senin pagi pukul 05.00 Wita.

Rabies tidak selalu disertai demam Rabies merupakan penyakit akibat virus yang menyerang sistem saraf pusat, menyebabkan peradangan progresif dan fatal pada otak serta sumsum tulang belakang. Meski umum diasosiasikan dengan demam, gejala rabies bisa muncul tanpa disertai peningkatan suhu tubuh. Dikutip dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), gejala awal rabies bisa berupa demam disertai sensasi nyeri, kesemutan, atau rasa terbakar di area bekas gigitan. Namun, pada tahap lanjutan, virus menyebar ke sistem saraf pusat dan memicu gejala khas seperti halusinasi, kejang, hidrofobia, dan paralisis. WHO mencatat dua bentuk klinis rabies, yaitu: Rabies ganas (furious rabies), ditandai dengan hiperaktif, perilaku agresif, takut air (hidrofobia), dan kadang takut angin (aerofobia). Kematian biasanya terjadi dalam beberapa hari karena henti jantung dan pernapasan. Rabies paralitik, yang menyumbang sekitar 20 persen kasus, ditandai dengan kelumpuhan otot yang dimulai dari lokasi gigitan. Penyakit berkembang lambat hingga pasien mengalami koma dan akhirnya meninggal dunia. Bentuk ini sering kali salah diagnosis karena gejalanya tidak dramatis

Penularan dan pencegahan rabies Rabies menular melalui air liur hewan yang terinfeksi, terutama melalui gigitan anjing. WHO memperkirakan 99 persen kasus rabies manusia berasal dari anjing yang terinfeksi. Rabies dapat dicegah, baik melalui vaksinasi hewan sebagai tindakan preventif, maupun dengan penanganan segera setelah gigitan hewan. Berikut langkah yang disarankan WHO jika digigit hewan: Segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit Gunakan antiseptik atau larutan mengandung yodium pada luka Hindari mengoleskan zat iritan seperti asam, bubuk cabai, atau getah tanaman Jangan menutup luka dengan perban atau kain Segera ke fasilitas kesehatan untuk penanganan medis dan kemungkinan vaksinasi pasca pajanan

Edukasi jadi kunci pencegahan Kasus meninggalnya Yuliana menunjukkan pentingnya edukasi tentang gejala rabies yang tidak selalu khas, serta pentingnya penanganan medis segera setelah gigitan hewan. Rabies masih menjadi ancaman serius di lebih dari 150 negara, dengan 95 persen kasus terjadi di Afrika dan Asia.

WHO juga menekankan pentingnya vaksinasi anjing sebagai strategi paling efektif dan hemat biaya dalam mencegah penularan rabies ke manusia.

Product image SPREI KINTAKUN D'LUXE RUMBAI 160 X 200

SUMBERhttps://health.kompas.com/read/25G21151748368/gejala-rabies-tak-selalu-demam-ini-fakta-medisnya

Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya... Gejala Rabies Tak Selalu Demam, Ini Fakta Medisnya... Reviewed by wongpasar grosir on 10.36 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.