Kelebihan dan Kekurangan Produk Kecantikan Mengandung Kolagen

 


Kolagen adalah satu kata yang selalu muncul di dunia skincare dan beauty. Protein ini jadi primadona dan dicari mulai dari ruang klinik kecantikan sampai rak-rak skincare di beauty store favorit kita. Dan tentu saja, ada alasan besar di balik hype ini. “Kolagen adalah protein struktural yang membentuk kerangka kulit kita,” jelas Dr. Hannah Kopelman, dermatologist yang berbasis di New York.  “Kolagen memberikan kekuatan, elastisitas, dan kekencangan, kualitas yang kita kaitkan dengan kulit yang muda dan sehat,” katanya. Masalahnya, kolagen punya musuh alami yaitu waktu. Begitu usia menyentuh angka 30-an, produksi kolagen dalam tubuh mulai menurun. 

Menurut Dr. Sungat Grewal dari UCSF Health, tanda-tandanya bisa terlihat jelas mulai dari munculnya garis halus, kulit yang terasa lebih tipis, sampai hilangnya kekenyalan alami. Dan kabar kurang menyenangkannya, penurunan ini terus berlanjut.  “Produksi kolagen menurun sekitar satu persen per tahun sejak pertengahan usia 20-an,” ungkap Dr. Mary Alice Mina, dermatologist berbasis di Atlanta.  “Bahkan, wanita bisa kehilangan hingga 30 persen kolagen hanya dalam lima tahun setelah menopause.” Tak heran kalau industri kecantikan begitu gencar menawarkan berbagai cara untuk “mengejar” kolagen, mulai dari suplemen bubuk dan pil, permen kunyah, hingga skincare favorit seperti serum atau sheet mask, dengan klaim mampu menjaga kulit tetap awet muda.

Tapi pertanyaannya, apakah semua produk ini benar-benar sepadan dengan hype dan harga yang kita bayar? Atau adakah cara lain yang lebih efektif untuk merawat dan membangun kembali kolagen kulit kita? Simak pembahasannya berikut ini.

Skincare mengandung kolagen Pertama-tama, ada dua jenis produk perawatan kulit “kolagen” topikal atau dioles ke kulit, yaitu produk penambah kolagen, dan produk yang mengklaim mengandung kolagen (biasanya bersumber dari organisme laut). Untuk produk perawatan kulit yang mengklaim mengandung kolagen, ada kekurangannya.  "Molekul kolagen tradisional terlalu besar untuk menembus lapisan kulit," kata Dr.Mina.

Jika kolagen tidak dapat menembus lapisan kulit, efeknya tidak akan terlalu besar pada kadar kolagen di kulit kita.

Namun, bukan berarti krim kolagen favorit kita harus dibuang. Meskipun produk perawatan kulit kolagen tidak akan meningkatkan kadar kolagen, produk ini tetap dapat memberikan manfaat tertentu bagi kulit. “Kolagen topikal tetap dapat menghidrasi, menghaluskan, dan mendukung skin barrier. Namun jangan berharap kolagen topikal dapat menggantikan kolagen yang berkurang," kata Dr.Mina.

Suplemen kolagen Menurut Dr.Kopelman ada beberapa data klinis yang menunjukkan bahwa peptida kolagen terhidrolisis dapat meningkatkan hidrasi, elastisitas, dan tekstur kulit seiring waktu, terutama bila dikombinasikan dengan vitamin C, seng, atau asam hialuronat. Namun, tetap saja tidak mudah memilih produk suplemen kolagen yang paling efektif. "Suplemen kolagen tersedia secara luas dan umumnya ditoleransi dengan baik oleh tubuh, tetapi tidak diatur oleh FDA, sehingga kandungannya dapat bervariasi," kata Dr.Grewal. 

"Kami masih belum tahu dosis optimal untuk kolagen atau berapa lama efeknya bertahan." Jika kamu memutuskan untuk mengonsumsi suplemen kolagen, sebaiknya tetap konsisten dan jaga ekspektasi tetap wajar. “Manfaat suplemen kolagen bersifat halus dan bertahap, jangan berharap hasil seperti filler,” kata Dr.Mina, yang juga menekankan bahwa agar efektif, suplemen perlu dikonsumsi setiap hari.

Skincare untuk meningkatkan kadar kolagen Meskipun suplemen kolagen berpotensi memberi manfaat jangka panjang dalam membantu menjaga kadar kolagen, para ahli menekankan bahwa suplemen ini tidak boleh menjadi metode pertama (atau satu-satunya) dalam meningkatkan dan melindungi kolagen di kulit. Sebaliknya, para ahli merekomendasikan produk dan bahan perawatan kulit yang dapat menambah kolagen. - Sunscreen Kalau kamu ingin mempertahankan kolagen hingga usia senja, penting untuk tidak hanya mengganti kolagen yang hilang tetapi juga melindungi kolagen yang sudah dimiliki. Menurut Dr.Mina, penyebab utama percepatan hilangnya kolagen adalah paparan sinar UV. Itulah salah satu dari beberapa alasan mengapa para dokter kulit sangat menekankan pentingnya penggunaan tabir surya secara teratur.

Menurut Dr.Mina, penyebab utama percepatan hilangnya kolagen adalah paparan sinar UV. Itulah salah satu dari beberapa alasan mengapa para dokter kulit sangat menekankan pentingnya penggunaan tabir surya secara teratur. Baca juga: 10 Bagian Tubuh yang Sering Terlewat Saat Pakai Sunscreen - Retinol Retinoid sebenarnya memiliki rekam jejak yang terbukti dalam meningkatkan kolagen. "Versi retinoid dengan resep dokter memiliki data yang kuat yang mendukung kemampuannya untuk menstimulasi kolagen dan menghaluskan kulit," kata Dr.Grewal.

Jika kulit kita sulit mentoleransi retinol yang diresepkan, Dr Grewal mengatakan retinoid yang dijual bebas juga merupakan pilihan yang bagus.

Vitamin C Skincare yang mengandung vitamin C juga direkomendasikan. Antioksidan dalam vitamin ini membantu melindungi dan membangun kolagen. Untuk meningkatkan kekuatan antioksidan ini, Dr.Grewal menyarankan untuk mencari serum vitamin C dengan vitamin E dan asam ferulat untuk digunakan di pagi hari guna membantu melindungi kulit (dan kolagen) dari kerusakan lingkungan sepanjang hari.  - Perawatan di klinik

Jika kamu mencari metode yang paling efektif dan teruji secara klinis untuk membangun kembali kolagen, perawatan di klinik sebenarnya paling tepat.  "Prosedur seperti laser dan radio frekuensi dengan microneedling dapat merangsang kolagen dan menghasilkan hasil nyata dan terlihat,” kata Dr.Grewal.






SUMBERhttps://lifestyle.kompas.com/read/2025/09/13/080500620/kelebihan-dan-kekurangan-produk-kecantikan-mengandung-kolagen?page=1

Kelebihan dan Kekurangan Produk Kecantikan Mengandung Kolagen Kelebihan dan Kekurangan Produk Kecantikan Mengandung Kolagen Reviewed by wongpasar grosir on 09.03 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.