Efek Merokok Vape Bukan Cuma pada Paru, tapi Juga Diabetes

 


Menurut sebuah studi terbaru para pengguna rokok elektrik atau yang dikenal dengan istilah vape memiliki risiko 7 persen lebih tinggi untuk terkena pradiabetes, sebuah kondisi di mana kadar gula darah lebih tinggi dari normal dan dapat memicu diabetes tipe 2. Penelitian yang dipublikasikan dalam The American Journal of Preventive Medicine Focus (AJPM Focus) ini juga mengungkapkan bahwa risiko diabetes akan semakin meningkat jika seseorang mengombinasikan penggunaan rokok elektrik dengan rokok konvensional. Fenomena menghisap vape ini sedang marak, terutama di kalangan remaja. Sebuah laporan tahun 2025 di Eropa menunjukkan bahwa 22 persen siswa berusia 15 dan 16 tahun rutin menggunakan rokok elektrik. Sulakshan Neupane, ketua tim peneliti dan mahasiswa doktoral di University of Georgia, AS, menegaskan pentingnya penelitian ini. 

"Mengingat penggunaan rokok elektrik yang meningkat pesat, sangat penting untuk memahami dampak luasnya bagi kesehatan," ujar Neupane.  "Ini bukan lagi hanya soal paru-paru, melainkan juga tentang kesehatan seluruh tubuh dan metabolisme," tambahnya. Hubungan vape dan diabetes Studi ini menganalisis kumpulan data kesehatan yang besar di Amerika Serikat untuk mengidentifikasi hubungan antara merokok, vape, dan risiko pradiabetes dan diabetes. Para ilmuwan menemukan bahwa pengguna rokok elektrik memiliki risiko 7 persen lebih tinggi terkena pradiabetes dibandingkan dengan bukan perokok. Bagi mereka yang merokok rokok konvensional, risikonya meningkat menjadi 15 persen, dan melonjak menjadi 28 persen bagi mereka yang menggabungkan vape dan rokok konvensional.

Untuk diabetes, pengguna ganda rokok dan rokok elektrik menghadapi risiko 9 persen lebih tinggi daripada bukan perokok, sementara perokok memiliki kemungkinan 7 persen lebih tinggi terkena kondisi tersebut. Namun, studi ini tidak menemukan hubungan signifikan antara vaping saja dan risiko diabetes. “Di era ketika rokok elektrik dipasarkan sebagai alternatif yang 'lebih aman' daripada merokok, hal ini menunjukkan bahwa rokok elektrik mungkin membawa bahaya tersembunyi dan mungkin secara diam-diam berkontribusi terhadap masalah kesehatan jangka panjang seperti pradiabetes dan diabetes,” kata Neupane. Studi ini juga menyoroti karakteristik yang dapat semakin meningkatkan risiko pradiabetes dan diabetes di kalangan perokok. Misalnya, kelebihan berat badan atau obesitas, mengidentifikasi diri sebagai Hispanik, Kulit Hitam, atau Asia, dan berasal dari latar belakang berpenghasilan rendah, semuanya dikaitkan dengan kemungkinan lebih tinggi untuk mengembangkan diagnosis ini. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya tentang rokok elektrik.

Organisasi kesehatan dan ilmuwan telah lama menyuarakan kekhawatiran tentang risiko kesehatan dari vaping, dan beberapa penelitian telah menunjukkan kemungkinan hubungan antara vaping dan pradiabetes. Kekhawatiran ini bahkan telah mendorong beberapa pemerintah Eropa untuk mengadopsi langkah-langkah pembatasan. Misalnya, pemerintah Spanyol baru-baru ini menyetujui rancangan undang-undang yang melarang orang merokok dan vaping di teras restoran. Studi ini mencatat beberapa keterbatasan, karena tidak dapat menetapkan hubungan sebab-akibat antara penggunaan rokok elektrik dan pradiabetes. Selain itu, studi ini mengandalkan data yang dilaporkan sendiri dan tidak memperhitungkan predisposisi genetik, riwayat diabetes keluarga, atau informasi tentang aktivitas fisik.


SUMBERhttps://health.kompas.com/read/25I17112802368/efek-merokok-vape-bukan-cuma-pada-paru-tapi-juga-diabetes


Efek Merokok Vape Bukan Cuma pada Paru, tapi Juga Diabetes Efek Merokok Vape Bukan Cuma pada Paru, tapi Juga Diabetes  Reviewed by wongpasar grosir on 09.21 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.