Tetap Ingin Tahu, Rahasia Otak Tetap Tajam saat Menua

 


Apa rahasia untuk menua dengan baik? Jawabannya mungkin terletak pada rasa ingin tahu. Jika Anda termasuk orang yang gemar mempelajari hal-hal baru, berarti Anda sudah berada di jalur yang tepat untuk menjaga kesehatan mental di usia tua. Dilansir dari Earth.com. penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa jenis rasa ingin tahu tidak hanya bertahan hingga usia lanjut, tapi justru dapat menguat.

Ini sangat penting karena dapat membantu melindungi fungsi otak dan menurunkan risiko Alzheimer.

Orang dewasa yang tetap ingin tahu dan aktif mencari pengetahuan, terutama terkait hal yang mereka minati, memiliki kemungkinan lebih rendah mengalami penurunan kognitif. Sebaliknya, kehilangan minat untuk belajar dan tidak lagi terlibat secara mental bisa menjadi tanda awal gangguan kognitif di masa depan. Apakah rasa ingin tahu menurun seiring bertambahnya usia? Wawasan ini berasal dari tim psikolog dari UCLA, Western Carolina University, University of Tübingen, dan Kochi University of Technology. Penelitian ini menantang pandangan lama yang menyebut bahwa rasa ingin tahu akan terus menurun seiring bertambahnya usia. “Literatur psikologi menunjukkan bahwa rasa ingin tahu sebagai sifat (trait curiosity) cenderung menurun seiring usia,” ujar Alan Castel, psikolog dari UCLA. Namun, Castel merasa hal ini bertentangan dengan pengalamannya bersama para partisipan lansia dalam eksperimen, yang justru menunjukkan antusiasme tinggi dalam mempelajari topik seperti memori dan trivia lainn

Dua jenis rasa ingin tahu: trait dan state curiosity Untuk memahami perubahan rasa ingin tahu sepanjang usia, peneliti membedakan dua jenis: Trait curiosity adalah kecenderungan umum seseorang untuk merasa ingin tahu. Ini sifat yang relatif stabil, seperti kepribadian. State curiosity adalah rasa ingin tahu sesaat, muncul ketika sesuatu menarik perhatian—biasanya terkait topik, hobi, atau pengalaman tertentu. Menariknya, bahkan orang yang tidak merasa dirinya penasaran bisa menunjukkan minat tinggi saat berbicara tentang hal yang disukai.

Penelitian terhadap rasa ingin tahu lintas usia Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.000 partisipan usia 20–84 tahun. Mereka diminta mengisi kuesioner online untuk mengukur tingkat trait curiosity.

Setelah itu, mereka menjawab pertanyaan trivia unik, seperti “Negara mana yang pertama memberikan hak suara kepada perempuan?” (Jawabannya: Selandia Baru). Sebelum jawaban diungkap, partisipan menilai seberapa tertarik mereka untuk mengetahui kebenarannya—ini mengukur state curiosity. Hasil mengejutkan tentang perubahan rasa ingin tahu Secara umum, orang dengan trait curiosity tinggi juga menunjukkan state curiosity tinggi. Namun, saat diteliti berdasarkan usia, terlihat pola menarik:

Secara umum, orang dengan trait curiosity tinggi juga menunjukkan state curiosity tinggi. Namun, saat diteliti berdasarkan usia, terlihat pola menarik:

Trait curiosity menurun seiring bertambahnya usia. State curiosity justru menurun di awal dewasa, mencapai titik rendah di usia paruh baya, lalu naik kembali saat lansia. Polanya menyerupai tren lain dalam hidup, seperti kebahagiaan yang turun di usia paruh baya lalu meningkat kembali di usia tua.

Mengapa usia paruh baya menurunkan rasa ingin tahu? Usia paruh baya dipenuhi tanggung jawab: mengasuh anak, membangun karier, membayar cicilan rumah. Fokus lebih ke pencapaian tujuan daripada eksplorasi ide baru.

Namun, setelah masa tersebut, misalnya setelah pensiun, orang mulai merasa bebas mengejar minat dan hobi pribadi. “Teori selektivitas menunjukkan bahwa seiring bertambah usia, kita tidak berhenti belajar—kita hanya lebih selektif terhadap apa yang ingin kita pelajari,” ujar Castel.

Hal ini terlihat dalam konteks pembelajaran seumur hidup: banyak lansia kembali ke bangku kelas, memulai hobi baru, atau tertarik pada kegiatan seperti pengamatan burung. Manfaat rasa ingin tahu bagi otak Selain menjaga minat, rasa ingin tahu juga membantu memori.  “Seiring bertambahnya usia, kita ingin fokus pada hal penting dan mengabaikan yang kurang relevan,” kata Castel.

Banyak lansia juga menyatakan pentingnya tetap penasaran, sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa kehilangan minat terhadap hal yang dulu disukai bisa menjadi tanda awal demensia. Dengan kata lain, rasa ingin tahu bisa menjadi filter alami otak, membantu kita menyerap informasi penting dan menyaring yang tidak relevan. Ini bisa menjadi strategi penting untuk menua secara sehat.




Tetap Ingin Tahu, Rahasia Otak Tetap Tajam saat Menua Tetap Ingin Tahu, Rahasia Otak Tetap Tajam saat Menua Reviewed by wongpasar grosir on 10.15 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.