Malang(beritajatim.com) – Ratusan buruh, mahasiswa dan elemen pekerja lainnya memperingati hari buruh pada 1 Mei 2024 di depan Balai Kota Malang. Buruh mayoritas berasal dari Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) Malang Raya.
Buruh secara bergantian melakukan orasi pada peringatan ini. Tampak Komite Pusat SPBI sekaligus Sekretaris Jendral Federasi Kontras Andi Irfan hadir dan berorasi pada peringatan hari buruh ini.
Selain berorasi seputar isu buruh. Andi Irfan juga berorasi terkait Tragedi Kanjuruhan yang membuat 135 orang meninggal dunia pada 1 Oktober 2022 lalu itu.
“Di Malang pada 1 Oktober 2022 lalu, ratusan kawan kita ditembak gas air mata karena hal sepele. Aremania menjerit dan ratuaan keluarganya menganis. Tapi apa yang dilakukan pemerintah? Semua menganggap hal itu biasa biasa aja,” ujar Andi, Rabu (1/5/2024).
Koordinator Divisi Advokasi dan Komite Pusat SPBI Malang Raya, Misdi mengatakan isu yang mereka kawal tetap seputar UU Cipakerja beserta turunannya. Mereka menganggap UU itu menyusahkan buruh. Mereka pun meminta UU Ciptakerja untuk dihapus.
“Di Hari Buruh ini kami tetap menuntut pencabutan UU Ciptakerja. Undang undang ini produk terburuk di Indonesia. Karena aturan itu justru membebani buruh. Ada banyak hal yang merugikan dan memperburuk kondisi buruh. Misalnya soal pesangon, dulu 9 kali 2 ditambah masa kerja, sekarang 1,75 saja,” ujar Misdi.
Disisi lain, mereka juga menggandeng seniman Bantengan sebagai simbol budaya rakyat. Apalagi Bantengan merupakan kesenian yang berasal dari Malang.
“Bantengan ini adalah akar rumput khas Malang. Ada nilai nilai gotong royong dan kebersamaan dalam seni ini. Makanya kami gandeng seniman bantengan di aksi kali ini,” ujar Misdi. (luc/ted)
Tidak ada komentar: