Pasuruan (beritajatim.com) – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pasuruan menunjukkan tren penurunan yang signifikan sejak tahun 2022. Data dari Dinas Kesehatan Kota Pasuruan menunjukkan pada tahun 2022 terdapat 251 kasus DBD, kemudian turun menjadi 65 kasus di tahun 2023, dan hingga awal tahun 2024 tercatat 10 kasus.
“Meskipun kasus DBD masih ada, jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Pasuruan, Shierly Marlena, Selasa (12/3/2024).
Penurunan kasus DBD ini tidak lepas dari upaya masif yang dilakukan oleh Pemkot Pasuruan dalam memberantas nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus DBD.
Shierly menjelaskan, Pemkot Pasuruan telah melakukan beberapa upaya untuk memberantas DBD, di antaranya:
Gerakan Bylan Bakti PSN 3M: Kegiatan ini melibatkan seluruh lapisan masyarakat untuk membersihkan lingkungan dan memberantas tempat perkembangbiakan nyamuk.
Pemantauan dan Pengendalian DBD: Dinkes Kota Pasuruan bekerja sama dengan Puskesmas dan kader kesehatan di tingkat kecamatan dan kelurahan untuk melakukan pemantauan dan pengendalian DBD.
Larvadasi dengan Bubuk Abate: Dinkes Kota Pasuruan secara rutin memberikan bubuk abate kepada masyarakat untuk ditaburkan di tempat penampungan air.
Kasus DBD di Awal 2024
Shierly menjelaskan, 10 kasus DBD yang terjadi di awal tahun 2024 ini semuanya berasal dari satu keluarga di Kelurahan Sebani, Kecamatan Gadingrejo.
“Dugaan sementara, kasus DBD ini terjadi karena adanya genangan air di lingkungan rumah yang menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti,” ujar Shierly.
Tidak ada komentar: