Ponorogo (beritajatim.com) – Bencana hidrometeorogi terutama cuaca ekstrem kembali terjadi di Kabupaten Ponorogo. Sedikitnya ada 5 laporan kejadian bencana alam yang masuk ke BPDB Ponorogo pada Kamis (14/3) malam kemarin. Mulai dari hujan deras disertai angin, menyebabkan rumah warga di Desa Wagir Lor Kecamatan Ngebel tertimpa oleh pohon yang roboh. Alhasil, karena merusak atap rumah, 2 penghuni rumahnya terpaksa harus diungsikan ke rumah tetangganya yang lebih aman.
“Dua penghuni rumah beruntung bisa menyelamatkan diri. Saat ini mengungsi ke rumah tetangga, karena atap rumahnya rusak tertimpa pohon,” kata Kepala BPBD Ponorogo Masun, Jumat (15/03/2024).
Masih di Kecamatan Ngebel, ada beberapa atap rumah di Desa Talun yang tersapu angin. Sehingga menyebabkan genting beberapa rumahnya roboh. Masun menyebutkan bahwa pihaknya belum mengantongi nama-nama korbannya, namun sudah dipastikan ada beberapa atap rumah warga yang tersapu oleh angin yang waktu itu dalam keadaan hujan.
“Di Desa Talun beberapa atap rumah warga tersapu angin,” katanya.
Kemudian kejadian tanah longsor terjadi di Desa Njrakah Kecamatan Sambit Ponorogo. peristiwa itu menimpa jalan yang arah ke balai desa di RT 02 Desa Njrakah. Namun, kata Masun lokasi longsor bukan jalan lahur utama.
“Tim kita akan meluncur ke sana untuk melakukan pengkajian cepat terkait laporan tanah longsor di Desa Njrakah,” katanya.
Peristiwa tanggul jebol terjadi di Desa Bedi Kulon Kecamatan Bungkal. Akibatnya, air sungai di desa tersebut meluap dan menggenangi Desa Bajang dan Desa Karangan di Kecamatan Balong yang bersebelahan dengan Desa Bedi Kulon. Namun, genangan itu tidak sampai lama, sekitar pukul 23.00 WIB tadi malam, air berangsur-angsur surut.
“Ketinggian air yang menggenangi Desa Bajang dan Desa Karangan ialah 15-20 centimeter. Namun, tengah malam kemarin air sudah surut,” katanya.
Laporan ke-5 datang dari Desa Bringinan Kecamatan Kauman. Air di sungai desa tersebut meluap. Hal itu terjadi karena terhambat oleh rumpun bambu yang ada di sungai tersebut. BPBD Ponorogo, kata Masun sudah melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah Desa (Pemdes), untuk dibersihkan dengan alat berat.
“Kita koordinasi dengan BBWS Bengawan Solo untuk memakai alat beratnya. Namun, ternyata alat beratnya masih berada di Saradan Kabupaten Madiun. Ya akhirnya kita kerahkan dari BPBD,” pungkasnya. [end/aje]
SUMBER : https://beritajatim.com/peristiwa/cuaca-ekstrem-waspada-5-titik-bencana-di-ponorogo/
Tidak ada komentar: