Anggota DPR dari PKB Akui Anaknya PAnggota DPR dari PKB Akui Anaknya Pemabuk.tapi Sopan Pada Orangtuaemabuk.tapi Sopan Pada Orangtua

 


SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Edward Tannur, anggota Fraksi PKB DPR RI dari NTT, mengaku kaget ketika anaknya Gregorius Ronald Tannur (31) alias GRT menjadi tersangka penganiayaan hingga tewas terhadap janda asal Sukabumi, Dini Sera Afrianti (29) di basement tempat hiburan malam Surabaya. 

Ia tak menyangka, anak sulungnya melukai seseorang sekaligus menghilangkan nyawanya. 

Menurutnya, Ronald Tannur  memiliki watak kalem, sopan, menurut, dan selalu mengayomi kedua orangtua. 

"Itu yang buat saya kaget. Anak pertama saya, anak itu kalem sekali sopan sekali. Selalu melayani orangtua," ujar Edward Tannur kepada awak media di sebuah balai pertemuan kawasan Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, pada Selasa (10/10/2023) sore. 

Entah apa penyebabnya. Mengetahui pertama kali kasus sang anak pada pekan lalu, Edward Tannur hanya geleng-geleng kepala. Apalagi pada hari kejadian tersebut, dia tidak sedang di Surabaya. 

"Tapi kok bisa jadi seperti itu, saya kok kaget. Kenapa ini. Kerasukan setan atau apa ini, sampai terjadi seperti ini. Saya enggak tahu. Saya tidak ada di tempat," jelasnya. 

Saat pertama kali kabar mengenai kasus tersebut didengarnya dari sang istri. Dada dan hati Edward Tannur sesaknya bukan main. Ia mengaku sakit hati dengan perbuatan yang dilakukan sang anak. 

Berkalang terlalu lama dengan rasa sakit hati, iba dan emosi yang terus berkecamuk di benaknya, disadari tak memberikan solusi. 

Kejadian yang tak diinginkan itu, terlanjur terjadi menjadi takdir. Edward Tannur memasrahkan sang anak untuk bertanggung jawab secara hukum. 

"Jadi mamanya kontak. Saya kaget dan menyesal. Sakit hati juga. Tapi kemarin sudah terjadi. Ini bukan kehendak kita. Tapi beliau (GRT) sendiri yang menjalankan kegiatan yang sudah terjadi," terangnya. 

Edward Tannur mengaku tidak mengetahui sosok Dini korban tewas yang santer disebut-sebut sebagai kekasih dari sang anak. 


KUNJUNGI JUGA : 

Panci listrik serbaguna Elektrik Cooker Multifungsi Panci Kukus Elektrik 

Free Dus Packaging Pet Opeadia 17 Inch Big Tas Kucing Astrounot Travel Bag Nyaman dan Cat

Fabrica Kawat Nyamuk Magnet Kasa Anti Serangga Miniflex Aluminium Custom DIY seharga Rp2.334 - Rp3.507.

-  DASTER FLOW SATIN IMPORT REALPICT-GESER/DASTER SATIN PART 1/DASTER TANPA LENGAN seharga Rp21.032 - Rp26.631

PREMIUM Timbangan Digital 10kg Premium Kitchen Scale High Quality seharga Rp55.000 - Rp67.000


"Selama ini enggak pernah cerita. Memang sering pergi tapi kan kita enggak mungkin anak muda kita awasi dia terus, marah dia," katanya. 

Selama ini, perihal urusan asmara gejolak muda yang sedang dialami sang anak. Ia tak terlalu banyak 'cingcong' atau larangan yang mengekang.

Sebagai orangtua, Edward Tannur selalu dan tak pernah bosan memberikan 'wejangan' kepada GRT; soal urusan asmaran untuk pendamping hidup, merupakan hak prerogatif pribadi dari si anak. 

"Jadi mamanya kontak. Saya kaget dan menyesal. Sakit hati juga. Tapi kemarin sudah terjadi. Ini bukan kehendak kita. Tapi beliau (GRT) sendiri yang menjalankan kegiatan yang sudah terjadi," terangnya. 

Edward Tannur mengaku tidak mengetahui sosok Dini korban tewas yang santer disebut-sebut sebagai kekasih dari sang anak. 

"Selama ini enggak pernah cerita. Memang sering pergi tapi kan kita enggak mungkin anak muda kita awasi dia terus, marah dia," katanya. 

Selama ini, perihal urusan asmara gejolak muda yang sedang dialami sang anak. Ia tak terlalu banyak 'cingcong' atau larangan yang mengekang.

Sebagai orangtua, Edward Tannur selalu dan tak pernah bosan memberikan 'wejangan' kepada GRT; soal urusan asmaran untuk pendamping hidup, merupakan hak prerogatif pribadi dari si anak. 

Mengenai kegiatan sang anak selama di Surabaya. Edward Tannur mengungkapkan, sang anak kerap membantu ibundanya jikalau hendak bepergian ke suatu tempat. 

Soal pekerjaan, sang anak diketahui gemar melakukan aktivitas bisnis secara digital yakni jual beli saham atau sejenisnya. 

"Ronald aktivitasnya seperti kadang membantu mamanya ke mana-mana. Atau dia ada juga permainan saham. Jual beli saham. Ya seperti itu," terangnya. 

Soal kebiasaan menenggak minuman keras (miras), Edward Tannur mengaku tak menampik anaknya memang terkadang menenggak miras karena diajak beberapa temannya. 

Namun, ia selalu berusaha memberikan nasehat kepada sang anak atas kebiasaan tersebut. Yakni, untuk jangan terlalu sering menenggak miras. Dan jangan sampai terlalu mabuk hingga kelewatan melakukan perbuatan melanggar hukum.

"Kalau mabuk, saya lihat, ya kalau mungkin ada teman (yang ngajak), yang anak muda ini kan kadang-kadang sekali sekali sudah biasa. Boleh minum tapi jangan sampai kelewatan. Begitulah saya sering menasehati," pungkasnya. 

Diberitakan sebelumnya, Kuasa Hukum keluarga korban Dini, Dimas Yemahura Alfarauq mengatakan, hubungan percintaan antara GRT dan Dini belum genap setahun. Mereka diketahui baru berpacaran kurun waktu lima bulan. 

Disinggung mengenai perlakuan kasar cenderung mengarah ke kekerasan fisik dari GRT ke Dini. 

Dimas mengungkapkan, GRT diduga sempat beberapa kali melakukan kekerasan fisik kepada Dini, selama kurun waktu lima bulan ini menjalin hubungan percintaan. 

"Kalau dari beberapa teman, pernah beberapa kali Dini mengalami perlakuan itu. Selama kurun 5 bulan menjalani hubungan. Informasinya begitu," katanya, saat dihubungi TribunJatim.com, Jumat (6/10/2023).

"Tapi yang paling parah hingga terjadi sampai seperti ini, bahkan Dini sampai mengirim voice note kepada salah seorang temannya," tambahnya. 

Berdasarkan informasi yang dihimpunnya, Dini bekerja sebagai freelance. Dan ia menegaskan, Dini tidak bekerja di dalam tempat hiburan yang menjadi lokasi dirinya terkapar. 

Uang hasil bekerja di Kota Surabaya selalu dikirimkan untuk keluarga dan anak semata wayang Dini yang berusia 12 tahun. 

"Satu anak, 12 tahun. Sejak lahir, ditinggal mencari nafkah. Si Dini belum pernah ketemu anaknya. Tapi ujungnya dia MD sekarang. (Profesi) berganti ganti, freelance," pungkasnya. 

Sekadar diketahui, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce mengatakan, pihaknya telah menetapkan sosok GRT sebagai tersangka atas tindakan penganiayaan hingga menyebabkan pacarnya; Dini, meninggal dunia, pada Jumat (6/10/2023). 

Tersangka yang ternyata merupakan anak salah satu pejabat DPR RI Dapil NTT itu, dengan Pasal 351 Ayat 3 KUHP Tentang Tindak Pidana Penganiayaan yang menyebabkan kematian, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

"Korban dan pelaku sempat cekcok. Pelaku kemudian memukul korban hingga mengalami luka memar di sekujur tubuhnya," ujarnya dalam konferensi pers, di Mapolrestabes Surabaya, Jumat (6/10/2023). 

Mengenai kronologi kejadiannya, Pasma Royce menerangkan, GRT dan Dini bersama beberapa teman mereka berkaraoke di salah satu tempat hiburan malam dalam gedung pusat perbelanjaan kawasan Jalan Mayjen Yono Suwoyo No 9, Pradah Kali Kendal, Dukuh Pakis, Surabaya, sejak Selasa (3/10/2023) malam. 

Kemudian, sekitar pukul 00.30 WIB pada Rabu (4/10/2023) dini hari, kedua sejoli tersebut terlibat pertengkaran di area parkir basement pusat perbelanjaan tersebut.

Berdasarkan hasil Berita Acara Pemeriksaan (BAP) tersangka. Pasma mengungkapkan, tersangka GTR melakukan kekerasan fisik kepada Dini. 

Yakni, tersangka GRT menendang kaki kanan dan memukul kepala Dini menggunakan botol minuman Tequila, sebanyak dua kali. 

"Posisi GRT masuk mobil dijalankan, lalu  parkir kanan. Padahal posisi korban duduk di sebelah kiri sehingga korban terlindas, sampai terseret kurang lebih 5 meter," jelasnya. 

Kemudian, tersangka GRT sempat membawa korban ke RS terdekat. Namun, nyawa korban tak dapat terselamatkan.

Disinggung mengenai motif tersangka GRT melakukan serangkaian kekerasan fisik terhadap korban. 

Pasma mengatakan, pihaknya masih mendalami mengenai motif tersangka GRT melakukan perbuatan kekerasan fisik terhadap Dini yang dipacarinya selama lima bulan.

"Kami masih mendalami motif pelaku. Namun, berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku mengakui perbuatannya," pungkasnya. 




















SUMBER : https://suryamalang.tribunnews.com/2023/10/10/anggota-dpr-dari-pkb-akui-anaknya-pemabuktapi-sopan-pada-orangtua?page=3



Anggota DPR dari PKB Akui Anaknya PAnggota DPR dari PKB Akui Anaknya Pemabuk.tapi Sopan Pada Orangtuaemabuk.tapi Sopan Pada Orangtua Anggota DPR dari PKB Akui Anaknya PAnggota DPR dari PKB Akui Anaknya Pemabuk.tapi Sopan Pada Orangtuaemabuk.tapi Sopan Pada Orangtua Reviewed by WONGPASAR GROSIR MALANG on 09.15 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.