Blitar (beritajatim.com) – Selama bulan Juli 2023 lalu, ada 2 penumpang yang diturunkan secara paksa oleh PT KAI. Kejadian pertama yakni pada Kamis (13/7/2023) lalu, dimana seorang penumpang KA Malabar yang berangkat dari Stasiun Malang dengan tujuan Stasiun Blitar harus diturunkan paksa oleh petugas di Stasiun Tulungagung akibat melebihi relasi.
Peristiwa itu kemudian terulang pada Senin (17/70/23) lalu dimana ada seorang penumpang kereta api Malabar yang diturunkan paksa di Stasiun Tulungagung setelah melebihi tujuan. Diketahui penumpang tersebut memiliki tujuan akhir di Blitar namun yang bersangkutan justru tetap di dalam kereta hingga melebihi relasi.
Untuk mengantisipasi hal tersebut mulai 3 Agustus 2023, PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan memberlakukan aturan bagi penumpang yang “dengan sengaja” melebihi relasi yang tertera ditiketnya, berupa sanksi denda hingga Sanksi tidak diperkenankan naik kereta api sementara waktu sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Aturan ini KAI terapkan demi kenyamanan bersama dalam tertib menggunakan transportasi kereta api, sekaligus sebagai bagian upaya dalam pencegahan pelanggaran atas penumpang yang melebihi relasi, yang dapat menggangu kelancaran perjalanan KA,” kata Manager Humas PT KAI Daop 7 Madiun Supriyanto mengutip pernyataan VP Public Relations KAI.
Sebagai langkah pencegahan atas jenis pelanggaran tersebut, Kondektur selalu mengumumkan melalui pengeras suara di dalam kereta api bahwa pelanggan wajib turun di stasiun tujuan sesuai dengan yang tertera di tiket. Diumumkan pula, bagi pelanggan yang melebihi relasi yang tertera di tiketnya, akan dikenakan sanksi berupa denda atau tidak diperkenankan naik kereta api sementara waktu sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kondektur juga melakukan kegiatan pengecekan guna memastikan kenyamanan pelanggan dalam kurun waktu tertentu yang meliputi kesesuaian identitas, tempat duduk, nama kereta api, nomor kereta api, tanggal dan relasi tiket penumpang sesuai manifest apabila diperlukan.
“Pengecekan tersebut dilakukan oleh kondektur melalui aplikasi Check Seat Passenger, sehingga dapat mengetahui identitas penumpang, tempat duduk, dan relasi tiket yang dibeli,” kata Supriyanto.
Jika kondektur mendapati penumpang yang dengan sengaja melebihi relasi, maka kondektur menyampaikan kepada penumpang yang bersangkutan, bahwa secara aturan dikenakan sanksi berupa denda yang harus dibayar menggunakan uang tunai di kereta saat itu juga. Serta akan diturunkan pada stasiun kesempatan pertama.
Adapun besaran dendanya yaitu 2 (dua) kali dari harga tiket parsial sub kelas terendah sesuai dengan kelas pelayanan yang dimiliki penumpang dari stasiun tujuan yang tertera pada tiketnya sampai dengan stasiun tempat penumpang diturunkan.
Bagi penumpang yang dengan sengaja melebihi relasi dan tidak dapat membayar di atas kereta api, maka penumpang tersebut tetap diturunkan pada stasiun kesempatan pertama, serta akan dijemput oleh petugas stasiun. Petugas di stasiun akan mengantar penumpang tersebut ke loket untuk dilakukan pembayaran denda. KAI masih memberi waktu 1×24 jam sejak jadwal kedatangan KA tempat penumpang diturunkan untuk pembayaran denda.
Apabila dalam kurun 1×24 jam, penumpang tersebut tidak membayarkan dendanya, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan naik kereta api sementara waktu selama 90 hari kalender.
Sementara bagi penumpang yang tercatat lebih dari 3 (tiga) kali melakukan pelanggaran atas tindakan melebihi relasi dari yang tertera di tiket, maka yang bersangkutan tidak diperkenankan naik kereta api sementara waktu selama 180 hari kalender.
“Aturan baru ini sebagai bagian komitmen KAI dalam menyediakan layanan transportasi kereta api yang nyaman, aman, dan selamat,” tutup Supriyanto. [owi/beq]
SUMBER : https://beritajatim.com/peristiwa/dua-penumpang-ka-ke-blitar-diturunkan-paksa-di-tulungagung/
Dua Penumpang KA ke Blitar Diturunkan Paksa di Tulungagung
Reviewed by WONGPASAR GROSIR MALANG
on
09.20
Rating:
Tidak ada komentar: