Kebiasaan ngemil atau mengonsumsi makanan ringan secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan anak. Ahli gizi Esti Nurwanti, S.Gz, RD, MPH, Ph.D, mengingatkan bahwa pola makan seperti ini berisiko menyebabkan obesitas dan meningkatkan potensi munculnya berbagai penyakit kronis. Esti menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi pola makan anak. Menurutnya, jika dibiarkan tanpa pengawasan, kebiasaan ngemil dapat memicu masalah kesehatan serius, seperti diabetes. "Kalau bisa itu anak dibuat kenyang dulu dengan makanan utama, sehingga ngemil itu tidak terlalu rumit. Lebih baik memang diajarkan sedini mungkin, tentang makan yang baik itu seperti apa," katanya, seperti dikutip dari Antara, Kamis (15/5/2025).
Esti menambahkan, anak-anak masih belum mampu mengontrol kebiasaan makannya sendiri. Oleh karena itu, orang tua diharapkan dapat melatih anak-anak untuk memahami pentingnya gizi seimbang dan membangun pola makan sehat sejak usia dini. Tak hanya soal jumlah camilan, Esti juga menyoroti pentingnya membatasi konsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak. Ia menjelaskan, asupan berlebih terhadap ketiga zat tersebut dapat meningkatkan risiko hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung pada anak. Sebagai acuan, Kementerian Kesehatan menyarankan konsumsi gula dibatasi maksimal 50 gram (empat sendok makan), garam 5 gram (satu sendok teh), dan lemak 67 gram (setara lima sendok makan minyak goreng) per orang per hari. Sementara itu, psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi menambahkan bahwa membangun hubungan yang sehat dengan makanan juga penting ditanamkan sejak anak masih kecil. "Nah, kalau itu dibiasakan dari kecil, dimana kan anak-anak itu masa-masanya membutuhkan pola makan sampai dia dewasa. Jadi, kalau dari kecil dia udah biasa ngemilnya lebih banyak, maka itu akan membawa sampai dewasa," kata Saskhya.
Tidak ada komentar: