3 Anak Tewas Bersamaan saat Beli Eskrim, Ayah Pilu Kuak Kenangan Terakhir Jam 5 Pagi: Hati Saya Sayu
TRIBUNJATIM.COM - Seorang ayah pilu hingga merasa di titik terendah dalam hidup saat 3 anaknya tewas bersamaan.
Tiga anak tewas seketika ketika alami kecelakaan maut saat hendak jajan eskrim.
Ayah pilu kuak kenagnan terakhir dengan anaknya yang tak bisa dilupakan.
Kehilangan tiga anak secara bersamaan, sang ayah dibuat pilu hingga hatinya jadi sayu.
Kenangan terakhir tersebut dialaminya di pagi hari sebelum ketiga anak meregang nyawa.
Sedih tak terbendung, itulah yang dirasakan seorang pria di Malaysia bernama Nik Mohd Khairul Hisyam Derahman (41).
Bagaimana tidak, ketiga anaknya meninggal di waktu bersamaan.
Ketiganya meninggal setelah mengalami kecelakaan saat akan membeli es krim.
Kala itu, ketiganya naik mobil MPV untuk membeli es krim.
Dilansir TribunJatim.com dari Harian Metro via TribunStyle.com, Nik Mohd Khairul Hisyam Derahman tidak menyangka titk terendah di hidupnya terjadi.
Ternyata hari itu keinginan anak-anaknya membeli es krim merupakan permintaan terakhir mereka sebelum ajal menjemput.
"Anak saya, Nik Nur Faqihah, 11, dan Nik Ikram Nuqman, 5, ingin makan es krim.
Jadi mereka minta izin pada istri saya untuk keluar bersama abang, Nik Ikram Idwan, 15.
Tak sangka itu permintaan terakhir sebelum saya kehilangan tiga anak bersamaan," ujarnya.
Khairul berkata ketika ketiga anaknya keluar membeli es krim, istrinya, Nur Baizura Mustaffa (34), sedang memasak lauk ayam goreng di dapur.
Nur Baizura Mustaffa memasak ayam goreng lantaran sang anak, Nik Nur Faqihah ingin makan makanan tersebut.
Khairul pilu mengungkapkan kali terakhir dia bertemu anak bungsunya, Nik Ikram Nuqman.
Dia terakhir kali bertemu dengannya pada Sabtu pagi sebelum ke tempat kerja di Kuantan.
Pada saat itu, anak bungsunya terbangun dari tidurnya jam 5 pagi.
Kini, Khairul syok berat mengetahui ketiga anaknya meninggal secara bersamaan.
Kejadian ini menjadi titik terendah dalam hidupnya.
Tak hanya itu, dia juga menyebut kejadian ini menjadi sejarah kelam dalam keluarganya.
"Saya seolah tidak percaya saat istri menghubungi memberitahu tiga anak kami meninggal dalam kecelakaan, namun apabila melihat gambar mereka, hati saya begitu sayu.
Terlalu berat untuk menerima takdir ini namun saya ikhlas. Ini ujian berat perlu saya dan istri terima.
Dalam sekejap mata tiga dari lima anak saya meninggalkan kami tanpa disangka, terlalu berat ujian yang terpaksa saya dan istri terima.
Kejadian ini adalah sejarah hitam dalam hidup saya sekeluarga, terlalu sukar untuk diterima," ungkapnya.
Sebagai informasi, Nik Ikram Idwan, Nik Nur Faqihah dan Nik Ikram Nuqman dinyatakan meninggal setelah terlibat dalam kecelakaan maut.
Kecelakaan terjadi di Kilometer 7, Jalan Benta-Lamir, Pekan, Pahang kira-kira jam 12.30 tengah hari Sabtu.
Ketiganya meninggal di tempat kejadian setelah mobil yang mereka naiki ditabrak mobil dari arah depan.
Kisah pilu sebaliknya dialami oleh empat orang anak yang kehilangan orang tua karena kecelakaan
Kisah perjuangan empat bocah bersaudara di Bone, Sulawesi Selatan, harus bertahan hidup tanpa orang tua menjadi sorotan publik.
Empat bocah tersebut bernama Nisa Bila Maulana (12), Salsabila Maulana (8), Rizky Maulana (5), dan Hafid Maulana (2).
Mereka hidup sendiri karena sang ibu meninggal kecelakaan, sementara ayah sudah empat tahun tanpa kabar.
Di usia masih sangat muda, keempat anak ini harus hidup tanpa kasih sayang orang tua.
Ibunya, Suriani (40), meninggal dunia akibat terjatuh dari motor usai mencari nafkah di Pasar Palakka, Selasa (6/6/2023). sekitar pukul 17.00 WIT
Sementara ayahnya, sudah empat tahun pergi merantau dan tak kunjung memberi nafkah, apalagi sekadar memberi kabar.
"Katanya mau pergi merantau saja, tapi tidak pulang-pulang," kata paman, Usman, yang kini mengasuh empat anak tersebut.
"Kurang lebih dua tahun merantau ke Marisa, Sulawesi Utara, dan tidak pernah menafkahi anaknya," lanjutnya, kepada Tribun Timur, Sabtu (10/6/2023).
Meski tanpa kasih sayang kedua orang tua, keempat anak ini tak putus asa.
Mereka tetap melanjutkan pendidikan.
Nisa Bila Maulana, sebentar lagi akan masuk Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Salsabila Maulana masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Karena masih sangat muda, Rizky Maulana dan Hafid Maulana belum sekolah.
Mereka tinggal bersama paman dan neneknya di sebuah rumah kayu, di Jalan Majang, Kelurahan Majang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Usman yang belum menikah pun kini berperan mengganti tugas orang tua anak-anak ini untuk memberi nafkah.
Keseluruhan tanggungan Usman adalah empat anak tersebut.
Termasuk ibu Usman dan adik laki-lakinya.
"Saya sendiri yang nafkahi," tutur Usman.
Menjadi tulang punggung keluarga, Usman sehari-hari bekerja sebagai buruh gudang.
Dari pekerjaannya, ia diberi upah Rp80 ribu per hari.
"Dulu waktu almarhumah masih hidup, biasa jual Pop Ice di pasar. Biasa juga jadi tukang antar-antar pesanan," jelasnya.
"Biasa juga waktu almarhumah hidup, anak pertamanya bantu-bantu cari uang dengan pungut sampah plastik kemudian dijual," jelas Usman.
Sang tetangga dari ibu anak-anak ini, Darman, mengungkap cerita soal mereka.
"Ketika masih hidup, Suriani dan anak-anaknya pernah tinggal di kontrakan BTN Villa Art Regency Lingkungan Sinri, Kelurahan Bulu Tempe, Kecamatan Tanete Riattang Barat," kata Darman, Sabtu (10/6/2023).
Suriani pertama kali tinggal di kontrakan BTN Villa Art Regency pada Agustus 2021.
Namun karena sudah tiga bulan menunggak pembayaran, Suriani dan keempat anaknya terpaksa harus pindah.
Suriani dan anak-anaknya meninggalkan rumah kontrakan tersebut pada Juni 2022.
"Akhirnya dengan bantuan salah satu organisasi dari Solidaritas Insan Peduli di BTN Villa Art Regency, mereka pindah ke kontrakan baru dengan utang sekitar tiga bulan," jelasnya.
Di sisi lain, ternyata anak ketiga Suriani, Rizky Maulana, pernah dirawat di rumah sakit karena pola makannya yang tidak teratur.
"Anak almarhumah ini pernah masuk rumah sakit karena tidak memiliki pola makan yang teratur," ucapnya.
Setelah anaknya dirawat di rumah sakit, Suriani tidak mampu membayar tagihan perawatan Rizky Maulana.
"Waktu itu ada seorang tetangga yang membantu membayar biaya pengobatannya," ujarnya.
Darman menjelaskan, ketika Suriani pergi bekerja, ia biasanya meninggalkan anak-anaknya di rumah kontrakan.
"Dia pergi mencari nafkah dengan menjual minuman Pop Ice atau bekerja sebagai jasa tukang antar barang," ucapnya.
Suriani juga sering dikunjungi dan dibawakan makanan oleh tetangganya.
Namun pada Selasa (6/6/2023), Suriani melihat anak-anaknya untuk terakhir kalinya.
"Pagi hari, ketika akan pergi bekerja, motornya tidak mau menyala. Setelah berhasil dinyalakan, dia menukar motornya dengan motornya saudaranya, Pak Usman," jelas Darman.
"Sekitar pukul lima sore, ketika sedang dalam perjalanan pulang, Suriani jatuh dari motor dan meninggal dunia," tukasnya.
3 Anak Tewas Bersamaan saat Beli Eskrim, Ayah Pilu Kuak Kenangan Terakhir Jam 5 Pagi: Hati Saya Sayu
Reviewed by WONGPASAR GROSIR MALANG
on
10.09
Rating:
Tidak ada komentar: