Di ujung paling selatan planet ini berdiri Stasiun Vostok, sebuah pusat penelitian yang dibangun Uni Soviet pada tahun 1957. Lokasinya berada di tengah bentang Kutub Selatan yang kering, sunyi, dan hampir tidak tersentuh aktivitas manusia. Dilansir dari NewScientist, pada bulan Juli tahun 1983, termometer di stasiun ini mencatat suhu mencapai minus 89,2 derajat Celcius. Catatan ini menunjukkan rekor suhu udara terendah yang pernah diukur langsung di permukaan Bumi.
Selain dinginnya yang luar biasa, kawasan ini juga dikenal sebagai salah satu tempat paling kering di dunia. Setiap tahunnya, wilayah tersebut hanya mendapat curah salju sekitar dua puluh milimeter.
Antartika Timur, kandidat terkuat tempat terdingin di Bumi Meski Vostok memegang rekor pengukuran langsung, data satelit memperlihatkan bahwa Dataran Tinggi Antartika Timur bisa lebih ekstrem lagi. Analisis citra satelit dari tahun 2004-2016 di wilayah Dome Argus dan Dome Fuji menunjukkan temuan yang mencengangkan.
Suhu udara di area seluas benua Australia itu dapat turun hingga sekitar minus 94 derajat Celcius. Para peneliti memperkirakan bahwa suhu permukaan di titik tertinggi lapisan es, pada ketinggian antara 3.800-4.050 meter, dapat turun hingga minus 98 derajat Celcius. Suhu ini biasanya terjadi saat malam kutub berlangsung selama berbulan-bulan tanpa sinar matahari. Kondisi yang disebut “ultradingin” ini paling sering muncul saat pusaran kutub menguat, membentuk lingkaran angin yang memerangkap udara dingin layaknya dinding tak kasatmata.
Dilansir dari IFL Science, Kamis 28 November 2025, para ilmuwan kini menargetkan sesuatu yang jauh lebih ekstrem daripada suhu alami.
Mereka berupaya mendekati nol mutlak, yaitu batas fisika ketika gerak atom hampir sepenuhnya berhenti.
Upaya ini dilakukan melalui berbagai eksperimen canggih di dalam laboratorium. Nol mutlak berada pada 0 Kelvin atau minus 273,15 derajat Celcius, sebuah kondisi yang secara teori tidak mungkin dicapai. Meski begitu, para ilmuwan terus berupaya mendekati kondisi ekstrem tersebut. Pada 2021, tim peneliti di Jerman berhasil menurunkan suhu materi hingga 38 picokelvin, rekor terdingin yang pernah dicapai manusia.
Mereka menjatuhkan materi kuantum dari menara setinggi 110 meter.
Sebelumnya, sekitar 100.000 atom rubidium dimasukkan ke dalam perangkap magnetik yang berfungsi seperti “lensa gelombang materi”. Tekanan dari perangkap itu membuat atom-atom menyatu dan membentuk kondensat Bose–Einstein, keadaan ketika ribuan atom bergerak sebagai satu kesatuan.
Saat perangkap dimatikan, kondensat dibiarkan jatuh bebas, mengembang, dan mendingin lagi selama dua detik. Sementara peralatan khusus merekam setiap perubahan kecil yang terjadi.

Tidak ada komentar: