Angka kasus perundungan di Kota Malang tahun 2025 meningkat dibanding tahun 2024. Berdasarkan data Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satuan Reskrim Polresta Malang Kota, angka kasus perundungan tahun 2025 ini sebanyak 8 kasus. Sedangkan angka kasus perundungan tahun 2024 lalu sebanyak 6 kasus. "Artinya ada peningkatan 2 kasus," ungkap Kanit PPA Satuan Reskrim Polresta Malang Kota, Iptu Khusnul Khotimah usai memberikan sosialisasi pencegahan bullying dan narkoba di SMPN 3 Kota Malang, Selasa (25/11/2025).
Khusnul menyebut, kasus perundungan mayoritas melibatkan siswa sekolah, khususnya siswa tingkat SMP.
"Oleh karena itu, kami dari Polresta Malang Kota melakukan roadshow untuk sosialisasi anti-bullying ini ke sekolah SMP, agar mereka tahu risiko dan hukuman bagi pelaku bullying ini apa," jelasnya.
"Harapannya, untuk menekan kejadian-kejadian bullying di Kota Malang," imbuhnya. Sebab, menurut Khusnul, perundungan mempunyai dampak yang signifikan bagi para korban. Salah satunya gangguan mental yang memicu trauma berkepanjangan. "Bahkan korban bullying ini bisa sampai bunuh diri, loh. Ada juga korban yang kami tangani sampai sekarang masih didampingi psikolog. Kemudian ada yang sampai dirujuk ke rumah sakit jiwa," ujarnya.
Sementara itu, faktor utama perundungan yang kerap terjadi, menurut Khusnul, rata-rata dipicu ego yang tinggi. "Biasanya mereka ingin terlihat hebat di depan teman-temannya. Biasanya mereka berkelompok-kelompok," tuturnya.
Oleh karena itu, selain mengedukasi pribadi anak untuk menghindari tindakan perundungan, lingkungan sekitarnya juga perlu berperan aktif untuk menghindari tindakan perundungan pada anak, seperti peran orangtua dan guru. "Khususnya orangtua, sekarang ini orangtua perlu untuk terlibat aktif, tidak hanya sebagai orangtua, tapi menjadi teman bagi anak-anaknya," pungkasnya.
Reviewed by wongpasar grosir
on
08.32
Rating:
Tidak ada komentar: