Warga Perumahan Grand Tanjung Priok (GTP) I, Kelurahan Bakalankrajan, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, resah oleh aksi pencurian. Hanya dalam kurun waktu satu hari, pada Kamis malam (25/9/2025) hingga Jumat dini hari (26/9/2025), sebanyak lima rumah warga menjadi sasaran. Ketua Paguyuban Warga Perumahan GTP I, Sun'an Murdianto (44), mengatakan bahwa satu pelaku terekam kamera pengawas CCTV. Kejadian berlangsung saat para pemilik rumah sudah tertidur.
Berdasarkan rekaman CCTV, pelaku yang beraksi juga pada dini hari berjumlah satu orang saja.
"Ciri-cirinya pelakunya mengenakan hoodie hitam gambar tengkorak, memakai topi (hoodie), masker, dan yang paling meresahkan, pelakunya bawa senjata tajam (sajam) sejenis pisau dengan panjang sekitar 20 sentimeter," ungkap Sun'an saat ditemui pada Jumat (26/9/2025). Pelaku menyasar rumah-rumah yang belum memiliki pagar dan mengambil barang-barang yang berada di teras. Kerugian yang dialami warga antara lain, rumah Blok E1 kehilangan sepatu pantofel, rumah Blok C18 kehilangan sepatu merek Nike senilai Rp 2,7 juta.
Kemudian, rumah Blok E6 kehilangan sebuah helm yang diletakkan di atas spion motor, dan rumah Blok D5 kehilangan sepatu senilai Rp 1 juta. "Diduga pelakunya masuk dari area persawahan belakang perumahan karena belum ada tembok pembatas," katanya. Aksi pelaku sempat diketahui oleh salah seorang warga yang baru pulang kerja sekitar pukul 03.15 WIB.
"Warga melihat pelaku di Blok E. Begitu mendengar suara motor, pelaku langsung melompat ke area Blok E2 dan menghilang. Warga tidak berani mengejar karena khawatir pelaku membawa senjata dan khawatir tidak sendirian," jelas Sun'an. Tidak berhenti di situ, pada Jumat pagi harinya, satu rumah lagi di Blok B8 milik Ibu Laras menjadi korban. Kali ini, pelaku membobol rumah saat penghuni sedang bekerja. Pelaku masuk tanpa merusak pintu, seolah-olah memiliki kunci duplikat. "Rumah di Blok B8 baru diketahui kemalingan pukul sembilan malam saat pemiliknya pulang kerja. Pintu sudah terbuka dan kamar dalam kondisi berantakan," kata Sun'an.
Barang yang digasak dari rumah tersebut bernilai jutaan rupiah, meliputi kamera SLR senilai Rp 6 juta, emas seberat 4 gram beserta surat-suratnya, dan sepatu trail seharga Rp 2,5 juta.
Sun'an mengakui, meskipun sudah ada empat personel keamanan (Security) dan penambahan CCTV atas inisiatif warga, tetapi sistem keamanan perumahan dinilai masih memiliki celah. Banyaknya akses terbuka dari tanah kosong dan area persawahan di belakang perumahan diduga menjadi jalur masuk yang mudah bagi para pelaku.
"Perumahan ini belum tertutup tembok secara menyeluruh. Jadi, banyak akses masuk yang belum bisa diawasi maksimal. Pos keamanan di depan juga tidak bisa menjangkau seluruh area," tambahnya. Menurutnya, aksi pencurian sebelumnya juga sudah sering terjadi, terutama tiga bulan lalu, saat personel keamanan masih hanya ada satu orang. Sebelumnya, jika ditotal lebih dari 10 rumah menjadi korban. Barang yang sering hilang adalah tabung elpiji dan pompa air.
Dikatakannya, pihak Bhabinkamtibmas Kelurahan Bakalankrajan telah mendatangi lokasi untuk mengumpulkan informasi. Warga juga diimbau untuk segera membuat laporan resmi ke Polsek Sukun. "Kami sudah meminta pihak kepolisian untuk sesekali melakukan patroli ke dalam perumahan. Besok, kami akan membuat laporan resmi agar kasus ini segera ditindaklanjuti dan pelakunya ditangkap," pungkas Sun'an.
Tidak ada komentar: