Hari Kanker Paru Sedunia diperingati setiap 1 Agustus. Tahun ini, Hari Kanker Paru Sedunia 2025 menjadi momentum penting untuk kembali menyuarakan kesadaran akan bahaya kanker paru, penyebab utamanya, serta pentingnya upaya pencegahan dan deteksi dini, baik di tingkat nasional maupun global. Peringatan ini tidak hanya menjadi refleksi atas besarnya beban penyakit, tetapi juga penegasan bahwa meskipun angka kejadian di beberapa negara maju menurun, tantangan besar justru muncul di negara-negara berkembang.
Epidemiologi kanker paru: tantangan global yang belum usai Menurut laporan Translational Lung Cancer Research (2018), insiden dan kematian akibat kanker paru menurun di Amerika Serikat berkat edukasi publik dan kebijakan pengendalian tembakau yang konsisten selama puluhan tahun.
Namun, tren ini berbanding terbalik di negara berkembang, yang justru mengalami peningkatan akibat dimulainya epidemi tembakau di berbagai populasi.
Penelitian tersebut menekankan bahwa merokok masih menjadi faktor risiko utama kanker paru, disusul paparan asap rokok pasif, radon di lingkungan rumah, paparan di tempat kerja, infeksi, dan faktor genetik. Di seluruh dunia, kanker paru telah menjelma menjadi kanker paling umum sekaligus penyebab kematian akibat kanker terbanyak. Estimasi global menyebutkan 1,8 juta kasus baru terdiagnosis pada 2012 dengan 1,6 juta kematian di tahun yang sama.
Mengapa Hari Kanker Paru Sedunia penting? Hari Kanker Paru Sedunia 1 Agustus diperingati untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyebab, faktor risiko, serta pentingnya deteksi dini kanker paru. Peringatan ini pertama kali diselenggarakan oleh Forum of International Respiratory Societies (FIRS) bersama organisasi global lainnya yang peduli terhadap penyakit paru. Tujuannya sederhana namun krusial: memperkuat kesadaran publik, mengurangi stigma terhadap pasien, dan mendukung upaya preventif melalui informasi yang valid dan mudah diakses. Makna Hari Kanker Paru Sedunia bukan sekadar seremonial, melainkan panggilan untuk bertindak. Terlebih ketika fakta menunjukkan bahwa mayoritas kasus terdiagnosis sudah dalam stadium lanjut, di mana peluang kesembuhan menipis.
Indonesia: antara tantangan dan harapan Meskipun data lokal belum mencakup seluruh populasi secara menyeluruh, tren global menunjukkan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia, berpotensi menghadapi beban yang lebih besar dalam dekade mendatang. Di dalam negeri, masih banyak tantangan yang harus diatasi, mulai dari rendahnya kesadaran terhadap gejala awal, keterbatasan akses layanan skrining kanker paru, hingga tingginya prevalensi perokok aktif dan pasif, termasuk di kalangan perempuan dan remaja. Fenomena penggunaan rokok elektronik atau electronic nicotine delivery systems (ENDS) yang meningkat di kalangan anak muda juga menjadi perhatian. Kendati sering dipromosikan sebagai alternatif “aman”, studi memperlihatkan bahwa ENDS tetap mengandung zat berbahaya dan menimbulkan risiko jangka panjang yang belum sepenuhnya diketahui.
Kanker paru pada perempuan dan non-perokok Salah satu isu penting dalam peringatan Hari Kanker Paru Sedunia 2025 adalah peningkatan kasus pada perempuan dan non-perokok. Menurut de Groot dkk, sekitar 10–15 persen kasus kanker paru di Amerika Serikat terjadi pada individu yang tidak pernah merokok, dan angkanya lebih tinggi secara global. “Kanker paru kini menjadi penyebab kematian akibat kanker terbanyak pada perempuan di beberapa wilayah Eropa, melampaui kanker payudara,” tulis para peneliti tersebut. Faktor lingkungan seperti polusi udara dalam ruangan, terutama dari bahan bakar padat untuk memasak, serta faktor genetik diyakini berkontribusi besar pada kasus-kasus ini, terutama di Asia
Langkah pencegahan: masihkah merokok jadi pilihan? Bukti ilmiah telah menunjukkan bahwa 90 persen kasus kanker paru terkait dengan konsumsi tembakau. Kampanye edukasi dan regulasi tegas terhadap industri rokok tetap menjadi pilar utama dalam menekan angka kejadian. Namun, tantangan juga muncul dari berbagai sisi: legalisasi ganja di sejumlah negara bagian di AS, peningkatan penggunaan ENDS, serta paparan zat karsinogenik di lingkungan dan tempat kerja.
Peringatan Hari Kanker Paru Sedunia 2025 menjadi pengingat bahwa perlindungan kesehatan paru adalah tanggung jawab bersama. Bukan hanya dengan berhenti merokok, tetapi juga dengan mendorong regulasi lebih ketat, meningkatkan akses terhadap diagnosis dini, serta memperkuat kesadaran masyarakat terhadap faktor risiko lain yang sering luput diperhatikan.
|
|
| Sprei California Duo/Sorong |
SUMBER : https://health.kompas.com/read/25H01160000668/hari-kanker-paru-sedunia-2025--seruan-global-untuk-kesadaran-deteksi-dini-dan-akses
Tidak ada komentar: