Harga Kopi Robusta Turun Tajam, Petani di Jember Hanya Bisa Pasrah

 


Turunnya harga kopi robusta membuat pendapatan petani di Jember, Jawa Timur, semakin tertekan. Biaya produksi yang mahal membuat margin panen tahun ini bakal sangat tipis. Putik Widiawati, petani kopi robusta Desa Garahan, Kecamatan Silo, mengungkapkan keluhannya karena harga kopi robusta hasil panennya bakal dibeli dengan harga Rp 47.000 per kilogram. Itu adalah harga green bean atau biji kopi kering yang telah diselep. Padahal musim panen tahun lalu mencapai Rp 75.000 per kilogram.

Turunnya harga kopi robusta membuat pendapatan petani di Jember, Jawa Timur, semakin tertekan. Biaya produksi yang mahal membuat margin panen tahun ini bakal sangat tipis. Putik Widiawati, petani kopi robusta Desa Garahan, Kecamatan Silo, mengungkapkan keluhannya karena harga kopi robusta hasil panennya bakal dibeli dengan harga Rp 47.000 per kilogram. Itu adalah harga green bean atau biji kopi kering yang telah diselep. Padahal musim panen tahun lalu mencapai Rp 75.000 per kilogram.

Perempuan berusia hampir 60 tahun ini mengakui bahwa mencari biji kopi di kebun yang memiliki kemiringan sekitar 60 derajat bukanlah hal yang mudah. Ia harus melewati berbagai rintangan, termasuk pepohonan dan kebun demi kebun, untuk menemukan biji kopi yang tercecer. Setelah seharian bekerja, Nenek Asmadi pulang sekitar pukul 13.00 WIB dengan karung kecil yang biasanya tidak terisi lebih dari satu kilogram biji kopi.

“Namanya juga 'ngasak', sulit mendapatkan biji kopi yang masih kinyis-kinyis, banyak yang sudah hitam. Tapi bagi saya, itu tetap rezeki,” tuturnya. Biji kopi kering yang ia kumpulkan dijual dengan harga Rp 32.000 per kilogram, jauh lebih rendah dibandingkan harga pasaran yang bisa mencapai Rp 50.000 di tingkat petani. Penjualan biji kopi tidak bisa dilakukan setiap hari, sehingga ia harus hidup dengan sangat hemat agar dapur tetap bisa mengepul.

Nenek Asmadi dan suaminya telah menetap di warung tersebut sejak 2004.

Meski warungnya tutup, ia tidak mengeluh tentang penutupan jalan nasional yang mengakibatkan hilangnya penghasilan. “Biarin, bagaimana lagi, nanti jalan dibuka, jualan lagi,” ungkapnya pasrah. Penghasilan dari warungnya berkisar antara Rp 40.000 hingga Rp 50.000 per hari, dan bisa mencapai Rp 100.000 jika ramai.

Nenek Asmadi tinggal di rumah kecil di samping warungnya, yang terkadang dikunjungi anak dan cucu untuk menghilangkan kesepian.

Kebanyakan warung di jalur Gumitir juga berfungsi sebagai rumah bagi pemiliknya. Ketika malam tiba, suasana menjadi gelap karena tidak ada listrik, dan mereka hanya mengandalkan aki untuk penerangan.

SUMBERhttps://surabaya.kompas.com/read/2025/08/05/214628578/kisah-nenek-asmadi-pemilik-warung-yang-gantungkan-hidup-dari-ngasak-sisa?page=2


Harga Kopi Robusta Turun Tajam, Petani di Jember Hanya Bisa Pasrah Harga Kopi Robusta Turun Tajam, Petani di Jember Hanya Bisa Pasrah Reviewed by wongpasar grosir on 11.40 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.