Ribuan massa yang tergabung dari berbagai macam aliansi bakal menggelar demo di depan Kantor Bupati Pati, Jawa Tengah hari ini, Rabu (13/8/2025) pukul 08.00 WIB. Masyarakat hingga eks pegawai honorer RSUD Pati itu tetap mengikuti unjuk rasa meski sebelumnya aksi sempat dibatalkan, seperti disampaikan laman Humas Kabupaten Pati. Tuntutan mereka bukan lagi soal kenaikan pajak, tetapi menuntut agar Bupati Pati Sudewo agar mundur dari jabatannya. Warga mengaku kecewa dengan sejumlah kebijakan dan kepemimpinan Sudewo.
"Tuntutan kami untuk aksi besok adalah lengserkan Sudewo. Masyarakat sudah enggak butuh pemimpin yang arogan, semena-mena," kata Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Ahmad Husein (29), dikutip dari Kompas.id, Selasa (12/8/2025). Unjuk rasa rencananya akan dilakukan massa dengan berkonvoi menuju ke titik akhir di depan kantor bupati. Di sana, peserta unjuk rasa bakal berorasi menyuarakan tuntutannya.
4 fakta demo Pati hari ini Dihimpun dari berbagai sumber Kompas.com, berikut ini 4 fakta menjelang demo Pati hari ini:
1. Mengapa warga Pati berdemo? Mulanya, aksi unjuk rasa dilakukan karena Sudewo menaikkan tarif pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen.
Kebijakan itu mendapat protes besar-besaran dari warga. Dikutip dari Humas Kabupaten Pati, demo sempa dikabarkan dibatalkan usai adanya pertemuan antara sejumlah tokoh masyarakat bersama dengan Kapolresta Pati, Dandim 0718/Pati dan Bupati Pati. Dalam pertemuan tersebut, Sudewo mengabulkan tuntutan warga untuk membatalkan kebijakan kenaikan PBB-P2. Namun, pembatalan kenaikan PBB-P2 tidak menyurutkan kekesalan warga Pati. Mereka mengaku masih menyimpan kecewa terhadap sikap Sudewo yang dinilai arogan.
Koordinator Lapangan (Korlap) Penggalangan Donasi Aliansi, Teguh Istiyanto mengatakan, bupati Pati itu tidak memiliki pengaman dan rekam jejak yang mumpuni untuk memimpin wilayahnya. Teguh juga menyinggung bawah Sudewo pernah terseret dalam kasus dugaan suap di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA), yang menurutnya mencoreng integritas kepemimpinannya. Oleh karena itu, kini warga Pati menuntut agar bupati mereka mundur dari jabatannya.
"Sekarang legowo lah, mundur dulu. Nanti lima tahun lagi, bisalah nyalon lagi. Jangan korbankan rakyat untuk belajar," kata dia.
2. Siapa saja yang ikut demo Pati hari ini? Menurut Koordinator Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, Ahmad Husein, demonstrasi di Pati hari ini bakal diikuti oleh sekitar 100.000 warga Pati. Ribuan massa itu berasal dari berbagai kalangan, mulai dari pedagang, petani, karyawan, tenaga honorer hingga ibu rumah tangga. Diberitakan Kompas.com, Selasa, sederet aliansi masyarakat juga tergabung dalam aksi 13 Agustus 2025 ini. Berikut daftarnya: Aliansi Masyarakat Pati Bersatu 220 mantan pegawai honorer RSUD Pati Aliansi Santri Pati untuk Demokrasi. Husein menyebut, demo di Pati hari ini bakal berlangsung secara damai. Dia menyatakan, apabila ada massa aksi yang terbukti melakukan pelanggaran hukum, maka polisi dipersilakan untuk menangkapnya.
”Kami ingin agar aksi damai, jangan sampai dikotori. Pati harus bisa menjadi contoh bagi kota-kota lain,” ujar dia.
3. Seperti apa kondisi aksi damai warga Pati? Pantauan Kompas.id pada Selasa (12/8/2025) petang menunjukkan suasana di depan Kantor Bupati Pati yang ramai dipadati warga. Sebagian dari mereka datang ke posko bantuan logistik unjuk rasa untuk memberikan bantuan. Mereka membawa aneka jenis air mineral, makanan ringan, buah-buahan, sayuran, mi instan, hingga minyak goreng. Dapur umum hingga posko P3kK didirikan di lokasi tersebut.
Logistik tersebut rencananya akan dibagikan di sejumlah lokasi di sekitar kantor bupati dan Alun-Alun Pati untuk keperluan konsumsi masyarakat saat unjuk rasa hari ini. Menurut Teguh, solidaritas tersebut tidak hanya datang dari warga Pati yang tinggal di kota itu, tetapi juga dari warga Pati yang menetap di luar kota. "Bahkan, ada juga bantuan dari warga Pati yang sedang merantau ke luar negeri, seperti Taiwan, Malaysia, dan Singapura," kata Teguh. Dia menyampaikan, sebagian yang datang dan menyerahkan donasi memiliki kegelisahan yang sama. Mayoritas dari mereka mengaku kecewa dengan keputusan Sudewo yang dinilai merugikan rakyat.
4. Siapa itu Bupati Pati Sudewo? Dilansir dari laman Lezen, Sudewo lahir di Pati, Jawa Tengah pada 11 Oktober 1968.
Dia merupakan lulusan Sarjana Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada 1993.
Pada 2000, Sudewo melanjutkan pendidikan untuk meraih gelar master di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dengan jurusan yang sama.
Pria kelahiran Pati itu mengawali kariernya setelah lulus S1 sebagai karyawan di PT Jaya Construction (1993–1994). Sudewo juga pernah menjadi pegawai proyek Departemen Pekerjaan Umum di Bali. Sekitar pada 1997, dia diangkat sebagai PNS dan sempat bertugas di Dinas PU Kabupaten Karanganyar. Namun, pria itu akhirnya memutuskan untuk berwiraswasta. Menurut catatan LHKPN, kekayaan Sudewo pada 2025 mencapai Rp 31.519.711.746 atau Rp 31 miliar.
Karier politiknya dimulai dengan bergabungnya Sudewo ke Demokrat. Dia sempat terpilih menjadi anggota DPR RI selama 2 periode, yakni 2009-2013 dan 2016-2024. Namun, pria itu memilih pindah ke Partai Gerindra sebelum mencalonkan diri sebagai Bupati Pati di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Sudewo dipasangkan dengan Risma Ardhi Chandra. Pasangan ini diusung oleh koalisi Partai Gerindra, Partai Nasdem, PKB, Golkar, Perindo, PKN, PSI, dan Gelora.
Sudewo-Chandra berhasil memenangi Pilkada dengan perolehan 419.684 suara atau 53,54 persen suara. Meski demikian, kemenangan Sudewo-Chandra tidak membuat kekuatan politik di Pati yang didominasi PDI-P berkurang. Wilayah tersebut tetap menjadi wilayah solid bagi PDI-P di pemilu legislatif. Dalam empat pemilu terakhir (2009-2024), PDI-P selalu memenangkan wilayah Pati.
Pada Pilkada 2024, pasangan yang diusung koalisi PDI-P, Wahyu Indriyanto-Suharyono meraih 335.318 suara atau 42,77 persen. Sementara calon lainnya, Budiyono-Novi Eko Yulianto dari koalisi PAN-PPP mendapat 28.946 suara atau 3,69 persen.
| Selimut Fata |
Tidak ada komentar: