Ketika kita membayangkan hubungan induk dan anak di alam liar, mungkin kita mengira semua induk hewan memperlakukan anaknya dengan cara yang serupa. Namun, penelitian terbaru dari Max Planck Institute of Animal Behavior (MPI-AB) membuktikan sebaliknya—setidaknya bagi orangutan Sumatra. Ternyata, para induk orangutan memiliki gaya mengasuh yang sangat berbeda-beda, mirip seperti manusia. 15 Tahun Mengintip Kehidupan Ibu dan Bayi Orangutan Penelitian ini merupakan hasil dari 15 tahun pengamatan mendalam terhadap 22 pasangan induk dan bayi orangutan di Suaq Balimbing, Indonesia. Dengan lebih dari 6.000 jam data yang dikumpulkan, para peneliti menemukan bahwa setiap induk memiliki pola pengasuhan yang konsisten dan berbeda satu sama lain. “Penelitian kami menunjukkan bahwa induk orangutan Sumatra tidak semuanya sama dalam hal perilaku mengasuh,” jelas Revathe Thillaikumar, peneliti pascadoktoral di MPI-AB sekaligus penulis utama studi ini.
Enam Gaya Asuh yang Diamati Penelitian ini memfokuskan diri pada enam perilaku keibuan utama: kontak tubuh, menjaga jarak dekat, menggendong, memberi makan bayi, menghentikan kontak, dan menjaga kedekatan spasial. Beberapa induk terus menggendong bayinya hampir sepanjang waktu, sementara yang lain mulai melepaskan kontak tubuh secara bertahap seiring bayi tumbuh. Yang menarik, perbedaan ini tetap konsisten bahkan saat induk tersebut memiliki lebih dari satu anak selama bertahun-tahun.
“Misalnya, kami menemukan bahwa selama masa perkembangan, beberapa induk secara konsisten lebih sering menggendong bayinya dibandingkan induk lain,” kata Thillaikumar.
Menyesuaikan Diri Seiring Tumbuh Kembang Bayi Orangutan Sumatra memiliki masa ketergantungan terpanjang di dunia hewan, selain manusia. Bayi mereka bisa bersama ibunya hingga hampir satu dekade. Ini memberikan kesempatan emas bagi para peneliti untuk melihat bagaimana induk menyesuaikan perilaku mereka terhadap pertumbuhan anak. Thillaikumar mencatat bahwa para induk ini memang menyesuaikan diri—mereka mengubah frekuensi kedekatan, seberapa sering menggendong, hingga kapan mendorong kemandirian. Namun, tingkat perubahan ini sangat beragam antar individu. “Ada induk yang cepat melepaskan, tapi ada juga yang tetap sangat protektif dalam waktu lama,” ujarnya.
Apakah Ada “Kepribadian Ibu” pada Orangutan? Apa yang menyebabkan perbedaan ini? Menurut Caroline Schuppli, kepala kelompok riset di MPI-AB sekaligus penulis senior studi, kemungkinan besar ada yang disebut kepribadian keibuan pada orangutan. “Perbedaan yang konsisten antar induk—baik dalam intensitas maupun perubahan perilaku selama perkembangan anak—menunjukkan bahwa orangutan mungkin memiliki kepribadian maternal masing-masing,” kata Schuppli. Namun, satu pertanyaan besar masih belum terjawab: apakah gaya mengasuh ini berpengaruh terhadap perkembangan anak orangutan? “Kami belum tahu apakah perbedaan perilaku keibuan ini akan menghasilkan perbedaan dalam perkembangan bayi,” ujar Schuppli. Menurutnya, butuh waktu bertahun-tahun lagi untuk menemukan jawabannya.
Menatap Masa Depan: Apa Pengaruh Gaya Asuh Terhadap Anak? Penelitian ini membuka jalan untuk kajian lebih lanjut. Apakah gaya asuh yang berbeda mempengaruhi kemampuan bertahan hidup, belajar, atau kemampuan sosial anak orangutan? Rencananya, tim peneliti akan terus melacak kehidupan para pasangan ibu dan bayi ini. Mereka ingin melihat apakah gaya pengasuhan—yang lebih “hands-on” atau lebih bebas—akan memengaruhi apa yang dipelajari oleh si kecil. Dalam hutan hujan yang lebat, bayi orangutan harus belajar memanjat, berpindah pohon, dan mencari makan. Semua itu sebagian besar diajarkan oleh ibu mereka. Jadi, jika beberapa induk lebih aktif mengajarkan daripada yang lain, mungkinkah itu membentuk masa depan si anak?
Satu hal yang jelas: tidak ada dua induk orangutan yang mengasuh dengan cara yang sama. Seperti halnya manusia, ada ibu yang sangat protektif dan selalu berada di dekat anaknya, sementara yang lain memberikan lebih banyak kebebasan lebih awal. Perbedaan ini memperkaya pemahaman kita bahwa bahkan dalam dunia hewan liar, pengasuhan adalah proses yang kompleks dan penuh nuansa. Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences dan menjadi salah satu bukti bahwa hubungan ibu dan anak di alam liar tidak sesederhana yang kita kira.
Tidak ada komentar: