Dalam sebuah ekspedisi di lepas pantai berbatu California, para peneliti menemukan seekor ikan coelacanth hidup—sebuah makhluk purba yang dahulu diyakini telah punah bersamaan dengan dinosaurus 65 juta tahun lalu. Keberadaan makhluk langka ini, yang sering dijuluki sebagai "fosil hidup", segera mengundang kegembiraan besar di kalangan ahli biologi kelautan dan ilmuwan evolusi. Penemuan ini terjadi saat ekspedisi penelitian laut dalam yang dilakukan oleh tim dari Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI) dan Scripps Institution of Oceanography. Menurut laporan Animals Around the Globe, tim sedang mengeksplorasi sebuah ngarai bawah laut sekitar 130 kilometer dari pesisir San Diego, di kedalaman lebih dari 1.000 meter. Awalnya, misi tersebut hanyalah survei biodiversitas rutin. Namun, segalanya berubah menjadi momen bersejarah ketika kendaraan kendali jarak jauh (ROV) yang membawa kamera definisi tinggi menangkap bayangan sirip berlobus khas dan tubuh unik seekor coelacanth.
Apa yang Membuat Coelacanth Disebut "Fosil Hidup"? Coelacanth adalah salah satu contoh paling terkenal dari "fosil hidup"—organisme yang mengalami sedikit perubahan evolusi selama jutaan tahun. Ikan ini pertama kali muncul dalam catatan fosil sekitar 400 juta tahun lalu. Untuk waktu yang lama, coelacanth dianggap telah punah bersama dengan dinosaurus akibat peristiwa kepunahan massal. Namun, dunia ilmu pengetahuan dibuat terkejut pada tahun 1938, ketika seekor spesimen hidup ditemukan di lepas pantai Afrika Selatan.
Penemuan baru di California menjadi sangat penting karena menunjukkan kemungkinan perluasan wilayah persebaran coelacanth yang sebelumnya hanya tercatat di Samudra Hindia, seperti di Kepulauan Komoro, perairan Tanzania, dan Indonesia. Penampakan di pesisir barat Amerika ini mengisyaratkan bahwa habitat coelacanth mungkin jauh lebih luas dari yang diperkirakan sebelumnya.
Signifikansi Evolusioner: Menelusuri Mata Rantai yang Hilang Coelacanth memiliki peran krusial dalam memahami evolusi vertebrata. Ikan ini termasuk dalam kelompok ikan bersirip lobus (lobe-finned fishes), yang diyakini sebagai nenek moyang semua tetrapoda—sekelompok hewan yang mencakup amfibi, reptil, burung, dan mamalia. Sirip berlobus coelacanth memiliki struktur tulang dan sendi yang menyerupai tungkai hewan darat. "Penemuan coelacanth ini memberikan kesempatan luar biasa bagi para ilmuwan untuk mempelajari salah satu 'mata rantai yang hilang' dalam proses transisi dari laut ke daratan sekitar 375 juta tahun lalu," ungkap salah satu peneliti.
Analisis Genetik dan Lingkungan Setelah mendokumentasikan keberadaan coelacanth secara visual, tim penelitian juga mengumpulkan sampel DNA lingkungan (eDNA) dari air di sekitarnya. Analisis awal menunjukkan bahwa spesimen California ini bisa jadi merupakan spesies coelacanth Afrika (Latimeria chalumnae) atau bahkan spesies baru yang belum pernah diidentifikasi. Saat ini, analisis sekuens genom penuh sedang berlangsung untuk memastikan apakah populasi ini telah lama terisolasi di lepas pantai California dan mewakili cabang evolusi tersendiri. Lingkungan laut dalam tempat coelacanth ditemukan memiliki karakteristik geologi yang menarik, seperti lereng batu terjal, gua bawah laut, dan formasi vulkanik. Habitat ini, yang terletak di antara 1.000 hingga 1.300 meter di bawah permukaan laut, menunjukkan banyak kesamaan dengan habitat coelacanth yang ditemukan di Samudra Hindia.
Selain itu, wilayah ini dipengaruhi oleh arus naik kuat yang membawa air kaya nutrisi dari kedalaman, mendukung ekosistem laut yang beragam. Suhu air di kawasan ini juga stabil sepanjang tahun, berkisar antara 4 hingga 6 °C—kondisi ideal untuk kehidupan coelacanth. Penemuan coelacanth di perairan California bukan hanya merupakan keajaiban biologis, tetapi juga membuka jendela untuk memahami sejarah kehidupan di Bumi. Dengan terus meneliti makhluk purba ini, para ilmuwan berharap dapat menggali lebih banyak rahasia tentang bagaimana kehidupan berevolusi dari lautan menuju daratan, membentuk dunia seperti yang kita kenal sekarang. Sebagaimana diungkapkan oleh tim peneliti, "Setiap kali kita menemukan spesies yang kita kira telah lama hilang, kita diingatkan bahwa laut dalam masih menyimpan banyak misteri yang menunggu untuk diungkap."
Tidak ada komentar: