Transplantasi rahim kini bukan lagi mimpi, namun telah menjadi kenyataan yang mengubah hidup. Bayi-bayi pun berhasil dilahirkan dengan sehat. Beginilah cara kerja prosedur yang luar biasa ini. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, kesulitan hamil secara alami (infertilitas) memengaruhi 1 dari 6 orang di seluruh dunia. Ada banyak penyebab infertilitas, baik dari sisi pria maupun wanita. Akan tetapi, tersedia juga berbagai pilihan untuk membantu pembuahan dan kehamilan. Namun, bagi wanita dengan infertilitas karena kondisi uterus absolut (AUFI), situasinya lebih sulit. Mereka tidak memiliki rahim (mungkin karena kelainan genetik dan terlahir tanpa rahim, atau pernah menjalani histerektomi pada usia sebelum memulai keluarga), atau pun tidak memiliki rahim fungsional yang mampu mengandung. Diperkirakan 1 dari 500 perempuan di dunia mengalami kondisi AUFI. Hingga saat ini, satu-satunya pilihan bagi mereka untuk memulai sebuah keluarga adalah melalui ibu pengganti (surogate) atau adopsi.
Namun, banyak wanita yang mengalami AUFI ingin mengandung dan melahirkan anak mereka sendiri. Dan sains kini telah memungkinkan hal itu, berkat transplantasi rahim, sebuah prosedur yang terus dikembangkan para ilmuwan selama 25 tahun terakhir.
Tidak semua perempuan cocok untuk menjalani transplantasi rahim. Beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain berusia kurang dari 38 tahun, memiliki berat badan sehat, sudah menikah, serta memiliki saluran indung telur yang berfungsi dan mampu menghasilkan sel telur. Transplantasi rahim sejauh ini Data tahun 2023 menunjukkan, 90 wanita di seluruh dunia telah menerima transplantasi rahim yang menghasilkan 49 bayi. Perkembangan bayi-bayi tersebut terus dipantau karena satu-satunya tujuan transplantasi rahim adalah untuk kelahiran bayi yang sehat dan hidup.
Hal ini menjadi sangat relevan dan menjanjikan karena bayi-bayi tersebut tumbuh dengan baik selama kehamilan, tanpa tanda-tanda gangguan pertumbuhan. Para bayi itu juga mampu mencapai tonggak perkembangan neonatal serta perkembangan sesuai usianya selama dua tahun masa pemantauan.
Seperti halnya transplantasi organ lainnya, cangkok rahim adalah operasi besar dengan kondisi yang rumit dan melibatkan tim medis dari berbagai disiplin ilmu. Kedua wanita, donor dan penerima donor, memiliki risiko tersendiri. Karena itu keduanya harus menjalani persiapan medis dan psikologis pra-operasi untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan mereka optimal sehingga operasi dapat berjalan lancar. Selain itu, kekhawatiran utama bagi penerima adalah kemungkinan tubuh ‘menolak’ rahim donor. Untuk menghindari hal ini, obat anti-penolakan dan pemantauan ketat pascaoperasi digunakan untuk meningkatkan peluang keberhasilan transplantasi.
Bagaimana rahim cangkok berfungsi Operasi untuk mengambil rahim dari pendonor memakan waktu sekitar 8 jam 12 menit, sedangkan operasi pencangkokan memakan waktu 9 jam 20 menit. Tahap tersulit dari prosedur ini adalah menjaga suplai darah, dan melakukan transplantasi serta menyambungkan kembali di tubuh penerima secepat mungkin. Aliran darah akan dipantau secara ketat selama prosedur dan pascaoperasi.
Selama tidak terjadi penolakan organ, pengujian fungsi rahim dan keberhasilan transplantasi pada awalnya ditandai dengan kembalinya siklus menstruasi pada penerima. Ini menunjukkan bahwa ovarium dan rahim bekerja selaras sepanjang siklus haid.
Bayi pertama di dunia yang lahir dari rahim yang dicangkokkan ada di Swedia tahun 2014. Sang ibu mendapatkan rahim dari salah satu temannya. Sejak saat itu ada tiga bayi yang lahir dari transplantasi rahim.
Percobaan pertama transplantasi rahim yang terdokumentasi dengan baik terjadi pada tahun 2000 ketika dokter di Arab Saudi mentransplantasikan rahim dari donor hidup ke seorang wanita muda.
Sempat mendapat pujian sebagai terobosan medis, tetapi sayangnya keberhasilannya tidak bertahan lama. Kurang dari empat bulan kemudian organ tersebut harus diangkat ketika jaringan yang ditransplantasikan mulai mati akibat kegagalan pasokan darah.
Transplantasi rahim juga telah dicoba di Amerika Serikat, India, Turki, Korea Selatan, dan Inggris yang belum lama ini berhasil melahirkan satu bayi perempuan yang sehat
Tidak ada komentar: