Ladang Ganja di Bromo, Menhut: Staf Kami Paling Menanam Singkong
Menhut juga menegaskan, penutupan wilayah dan pembatasan penggunaan drone di Taman Nasional tidak ada kaitannya dengan penemuan ladang ganja di Bromo. "Itu tidak terkait dengan penutupan taman nasional, kan isunya sengaja ditutup supaya tanam ganjanya tidak ketahuan. Justru drone yang dimiliki oleh teman-teman Taman Nasional yang menemukan titiknya," jelas Raja Juli.
Ladang ganja tersebut, tambahnya, bukanlah hasil karya pihak taman nasional, melainkan pihak TNBTS bekerja sama dengan kepolisan untuk menemukan ladang ganja menggunakan drone. Ladang ganja di Bromo ditemukan September 2024 lalu
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistem (KSDAE), Satyawan Pudyatmoko mengatakan, ladang ganja di wilayah TNBTS ditemukan pada September 2024 lalu. Pada saat itu, katanya, ada kasus penyelidikan temuan ganja di wilayah TNBTS dan penetapan tersangka oleh Polri. "Kita dari taman nasional membantu mengungkapkan di mana ladang ganja itu karena ladang ganja biasanya ditanam di tempat-tempat yang relatif sulit untuk ditemukan," kata Satyawan.
Maka dari itu, kata Satyawan, pihaknya kemudian menurunkan petugas ke lapangan, termasuk Kepala Balai TNBTS, Polhut (Polisi Kehutanan), masyarakat mitra Polhut, dan juga Manggala Agni, dibantu dengan teknologi drone. Proses penyelidikan dilakukan dengan memetakan titik yang ditanami ganja. Kemudian ganja tersebut dicabut, dan diproses ke pengadilan. "Jadi mulai dari awal penemuan ladang ganja itu sampai dengan pembersihan dan proses pengadilan, kita terus melakukan pengawalan. Kita harapkan ke depan tidak ada lagi ladang ganja di taman nasional, dengan patroli-patroli yang lebih intensif yang dilakukan oleh petugas kita," katanya.
Tidak ada komentar: