Sindrom Yo-yo: Dampak Diet Ekstrem yang Bisa Ganggu Kesehatan Jantung

 


Dokter spesialis gizi klinik lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Mulianah Daya, M.Gizi, Sp.GK, mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dengan diet yang salah kaprah atau terlalu ekstrem, karena dapat berisiko menimbulkan sindrom Yo-yo. Dikutip dari Antara, Kamis (27/2/2025), dr. Mulianah menjelaskan bahwa sindrom Yo-yo merujuk pada fluktuasi berat badan yang tidak stabil, naik turun dalam waktu singkat. "Yo-yo itu artinya dalam waktu 1 tahun itu akan ada kaitan berat badan, berat naik 5 kilo turun naik 5 kilo dalam waktu kurang dari 3 bulan dan itu terjadi 2-3 kali. Itu kategorinya namanya Yo-yo," jelas dr. Mulianah.

Sebagai contoh, dr. Mulianah menjelaskan bagaimana fenomena Yo-yo terjadi pada seseorang dengan berat badan awal 60 kilogram, yang kemudian naik menjadi 80 kilogram dengan peningkatan lemak tubuh dari 20 kilogram menjadi 40 kilogram. Namun, setelah penurunan berat badan kembali ke angka 60 kilogram, yang berkurang hanya ukuran lemaknya, bukan jumlahnya.

"Jadi sel itu sel lemak bisa terjadi hipertrofi (peningkatan ukuran sel) dan juga hiperplasia (penambahan jumlah sel) naik jumlah dan naik ukuran. Ini yang seram pada Yo-yo," ujarnya

Dr. Mulianah menambahkan, lemak dalam tubuh bisa mengendap di berbagai organ, terutama di area perut. Lemak visceral, yang merupakan lemak yang berada di dalam organ seperti liver dan pankreas, menjadi salah satu yang paling berbahaya apabila tidak dikendalikan. "Semakin kita Yo-yo atau semakin kita naik berat badan, dietnya tidak dijaga, berat badannya nggak dijaga, kita bukan cuma numpuk lemak, tapi lemak-lemak menurunkannya susah (lemak dalam)," kata dr. Mulianah.

Lebih lanjut, dr. Mulianah juga mengungkapkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami sindrom Yo-yo berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. "Pasien yang mengalami Yo-yo atau penimbunan massa lemak yang cenderung berlebih, hipertrofi dan hiperplasia lemak, risiko kardiovaskular-nya bisa 1,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan yang tidak Yo-yo," ungkapnya. Dokter Mulianah menekankan pentingnya menjalani diet yang sehat dan terkontrol untuk menghindari dampak negatif dari sindrom Yo-yo, yang tidak hanya memengaruhi penampilan, tetapi juga kesehatan jangka panjang.




Sindrom Yo-yo: Dampak Diet Ekstrem yang Bisa Ganggu Kesehatan Jantung Sindrom Yo-yo: Dampak Diet Ekstrem yang Bisa Ganggu Kesehatan Jantung Reviewed by wongpasar grosir on 09.27 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.