Tingkat stres pada seorang ibu dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah lingkungan. Ternyata, ibu di perkotaan memiliki risiko stres yang lebih tinggi daripada ibu di pedesaan. “Sudah ada bukti klinisnya. Ini karena peer pressure dan dukungan juga berkurang,” kata pendiri dan Ketua Health Collaborative Center (HHC), Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH dalam Podcast Kompas Lifestyle yang bertajuk Banyak Ibu Rumah Tangga Alami Masalah Kesehatan Jiwa yang tayang Minggu (22/12/2024).
Menurutnya, salah satu stressor atau penyebab stres pada ibu di perkotaan adalah kurangnya dukungan sosial. Sementara interaksi sosial di pedesaan cenderung lebih erat dan komunitasnya lebih mendukung. “Kalau di pedesaan, dukungan sosial masih mudah didapatkan, tetangga masih bisa diandalkan, lebih guyub, dan rata-rata komunitasnya masih solid,” ujarnya.
Sedangkan di perkotaan, dukungan sosial cenderung kurang dapat diandalkan. Kalaupun tersedia, dukungan tersebut seringkali bersifat tidak konsisten dan tidak langsung tersedia saat dibutuhkan.
Selain itu, ada berbagai faktor atau kondisi di tempat kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan ibu. Ini termasuk faktor biologis, kimiawi, dan lainnya. Bahkan, paparan polusi, yang relatif lebih banyak terjadi di perkotaan, juga bisa berkontribusi terhadap tingkat stres ibu. “Salah satu penelitian dari luar negeri menyatakan bahwa paparan polusi juga bisa meningkatkan resiko masalah kesehatan jiwa,” lanjutnya.
Asupan logam berat yang ada di udara terpolusi juga bisa berdampak pada hormon stres, sehingga merangsangnya untuk keluar lebih cepat. Meskipun ibu di perkotaan lebih rentan terhadap gangguan kesehatan jiwa, bukan berarti di pedesaan tidak. Hanya saja, para ibu di pedesaan relatif dapat mengelola stressor atau penyebab stres dengan lebih baik.
Reviewed by wongpasar grosir
on
09.26
Rating:
Tidak ada komentar: