Orangtua yang memiliki kondisi kesehatan tertentu berpotensi mewariskan penyakitnya kepada anak. Penyakit-penyakit ini dapat diwariskan dalam berbagai pola, tergantung pada bagaimana mutasi genetik diturunkan. Dokter spesialis obgyn di RSIA Anugerah Semarang, Indra Adi Susianto mengungkapkan, penyakit orangtua tidak selalu menurun kepada anak. Namun, penyakit genetik cenderung sulit atau bahkan tidak bisa dicegah. "Jika orangtua menderita kelainan genetik yang bersifat dominan, kemungkinan anak untuk mengalami kondisi yang serupa bisa lebih besar," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (6/11/2024). Lantas, apa saja penyakit yang bisa diwariskan orangtua kepada anaknya?
Daftar penyakit yang bisa diwariskan orangtua ke anak Indra menuturkan, penyakit genetik berasal dari mutasi atau perubahan gen pada sel tertentu dalam tubuh orangtua. "Karenanya, kondisi ini kerap memengaruhi berbagai fungsi dan sistem tubuh," lanjutnya. Secara umum, terdapat beberapa jenis penyakit yang bisa diwariskan orangtua kepada anaknya.
1. Thalasemia Thalasemia disebabkan oleh kelainan pada hemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Penyakit ini dapat menyebabkan anemia atau kekurangan darah karena sel darah merah rusak.
2. Hemofilia Hemofilia adalah penyakit kelainan darah yang disebabkan kekurangan protein pembeku darah. Kondisi ini membuat darah sulit membeku sehingga perdarahan akan sulit berhenti.
3. Diabetes tipe 1 Diabetes tipe 1 menyebabkan tubuh tidak mampu menghasilkan hormon insulin pengendali kadar gula darah. Karena itu, penderitanya perlu rutin injeksi hormon insulin untuk mengendalikan kadar gula darah dalam tubuh.
4. Anemia sel sabit Anemia sel sabit terjadi saat sel darah merah mengalami kelainan sehingga bentuknya tidak normal. Kondisi ini mengurangi peredaran darah sehat dan oksigen ke seluruh tubuh.
5. Penyakit autoimun Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh sendiri. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan berbagai organ dan sistem tubuh.
6. Cystic fibrosis Penyakit genetik ini menyebabkan lendir dalam tubuh menjadi kental dan lengket. Kondisi ini dapat menyumbat organ-organ tubuh, terutama saluran pernapasan dan pencernaan.
7. Kanker Kanker terjadi saat sel tumbuh abnormal dan tidak terkendali dalam tubuh. Sel kanker dapat menyerang bagian tubuh mana pun, serta merusak jaringan tubuh normal.
8. Gangguan mental Gangguan mental adalah kondisi kesehatan yang memengaruhi pikiran, perasaan, perilaku, dan suasana hati seseorang. Kondisi ini dapat terjadi dalam waktu lama. Ketahui Bahayanya Pemeriksaan pranikah Indra menekankan, orangtua perlu menjalani pemeriksaan genetik sebelum merencanakan kehamilan. Tujuannya, mengidentifikasi kelainan genetik dan risiko menurunkan penyakit ke anak. Selain itu, pemeriksaan genetik pun bisa dilakukan terhadap janin di dalam kandungan guna deteksi dini penyakit keturunan orangtuanya.
"Premarital check-up atau medical check-up pranikah berfokus pada penyakit infeksi, penyakit yang memengaruhi kesehatan reproduksi, serta penyakit bawaan yang mungkin diturunkan," lanjut Indra. Untuk memastikan orangtua tidak menurunkan penyakit genetik ke anak, berikut beberapa pemeriksaan kesehatan sebelum menikah yang umum dilakukan laki-laki dan perempuan:
1. Pemeriksaan golongan darah dan rhesus Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kecocokan rhesus dan efeknya terhadap ibu dan bayi. Apabila suami-istri mempunyai rhesus berbeda, ibu mungkin mengandung anak dengan rhesus berbeda. Kondisi ini mengakibatkan keguguran janin, serta anak menderita anemia dan penyakit kuning.
2. Pemeriksaan darah lengkap Complete Blood Count (CBC) dilakukan untuk memeriksa komponen dalam darah dan mendeteksi kesehatan secara umum. Tes CBC mendeteksi anemia, tingkat hidrasi dan dehidrasi, penanda sel darah tepi, leukemia, reaksi inflamasi dan infeksi, serta polisitemia. Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui risiko melahirkan keturunan dengan kelainan genetika, seperti thalasemia atau hemofilia.
3. Pemeriksaan penyakit menular seksual Pemeriksaan ini terdiri dari VDRL/RPR untuk deteksi sifilis, HbSAg untuk hepatitis B, serta anti-HIV untuk penyakit HIV. Deteksi HIV/AIDS sejak dini diperlukan untuk mengendalikan dan mencegah penularan virus dari ibu ke anak dalam kandungan.
4. Pemeriksaan gula darah Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengacu pada kadar glukosa untuk menentukan kondisi hiperglikemia pada pasangan. Hal ini berguna mencegah atau mengurangi komplikasi yang disebabkan diabetes saat hamil.
5. USG Ginekologi USG ginekologi bertujuan mendeteksi adanya kelainan rahim, seperti kista ovarium, PCOS, mioma uteri, dan penyakit-penyakit lain yang berkaitan dengan organ reproduksi.
6. Pemeriksaan TORCH Serangkaian tes ini dilakukan untuk mendeteksi toxoplasma, rubella, cytomegalovirus, dan herpes simplex pada ibu hamil atau perempuan yang merencanakan kehamilan untuk mencegah terjadinya komplikasi pada janin.
7. Pemeriksaan urine Urinalisis atau tes urine berguna mendeteksi penyakit metabolik atau sistemik, serta gangguan organ ginjal. Kondisi kesehatan ini dilihat dengan menilai warna, tingkat kejernihan, dan kandungan zat kimia dalam urine.
SUMBER: https://www.blogger.com/u/0/blog/post/edit/8809572617475995433/8199448936370251462
Tidak ada komentar: