Bukan rahasia lagi, asam urat adalah penyakit yang dipicu akibat mengonsumsi makanan tinggi purin. Nah, salah satu makanan yang tinggi purin tapi cukup digemari oleh masyarakat Indonesia adalah emping melinjo. Hal ini membuat banyak orang berasumsi bahwa konsumsi melinjo dapat meningkatkan asam urat. Tapi, benarkah demikian? Ternyata, hal ini tidak sepenuhnya benar.
Konsumsi melinjo bisa meningkatkan kadar asam urat, jika... Dalam studi yang terbit tahun 2019 di Journal of Medicine and Health, menunjukkan bahwa biji melinjo (Gnetum gnemon L.) memang dapat meningkatkan kadar asam urat, terutama ketika diberikan dalam dosis tinggi. Namun, perlu diingat, studi ini merupakan penelitian terhadap tikus.
Dalam uji coba ini, tikus yang diberikan ekstrak simplisia biji melinjo dengan dosis 4,5 g/kg berat badan selama sembilan hari mengalami peningkatan kadar asam urat hingga 81,2 persen, dibandingkan kelompok kontrol yang tidak mengalami hiperurisemia.
Hal ini memperlihatkan bahwa konsumsi melinjo berpotensi memicu peningkatan asam urat dalam tubuh. Menariknya, penelitian berbeda mengungkap hasil yang berbeda. Menurut riset yang terbit dalam Jurnal Kedokteran Diponegoro tahun 2023, tikus yang diberi ekstrak biji melinjo dalam beberapa dosis menunjukkan hasil berbeda.
Studi ini memberikan ekstrak melinjo dalam dosis 250, 500, dan 2.000 mg/kg berat badan tikus. Hasil, kadar asam urat tikus-tikus ini justru menurun. Peneliti menemukan bahwa dosis 500 mg/kg adalah yang paling efektif menurunkan asam urat hingga 65 persen.
Sedangkan penelitian lain yang terbit dalam jurnal Hindawi tahun 2013 pada manusia juga menemukan bahwa konsumsi ekstrak biji melinjo bisa menurunkan kadar asam urat. Studi ini merupakan penelitian acak pada laki-laki di Jepang. Dalam penelitian ini, laki-laki Jepang non-obesitas diberikan 750 mg ekstrak melinjo per hari selama delapan minggu, dan hasilnya menunjukkan penurunan kadar asam urat yang signifikan dibandingkan dengan kelompok plasebo.
Hasil ini memperkuat temuan bahwa ekstrak biji melinjo memiliki potensi untuk mengontrol kadar asam urat, meskipun penggunaannya perlu diperhatikan mengingat dosis dan efek samping yang mungkin muncul. Ini artinya, konsumsi melinjo memang benar bisa meningkatkan kadar asam urat jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Sebaliknya, konsumsi melinjo dalam jumlah sedikit hingga sedang justru punya efek untuk menurunkan asam urat.
Dalam studi tahun 2019 yang telah dibahas sebelumnya, para peneliti juga menemukan hal unik, yaitu daun dan kulit melinjo justru memberikan efek menurunkan asam urat. Studi tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun dan kulit melinjo mampu menurunkan kadar asam urat pada tikus dengan hiperurisemia.
Ekstrak daun melinjo pada dosis 36 mg/kg menurunkan kadar asam urat hingga 61,04 persen. Sedangkan ekstrak kulit melinjo pada dosis 13 mg/kg menurunkan kadar asam urat sebesar 31,25 persen. Hasil serupa diperoleh dalam riset yang dilakukan oleh mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Chintia Ayu Puspita. Chintia menemukan bahwa kulit buah melinjo berkhasiat untuk menurunkan kadar asam urat. Ia melakukan eksperimen pada tikus yang diinduksi asam urat tinggi kemudian memberikan ekstrak kulit melinjo dalam dua dosis, yaitu 6,48 mg/kg dan 51,8 mg/kg. Hasilnya, ekstrak kulit melinjo efektif menurunkan kadar asam urat lebih baik daripada kelompok kontrol yang hanya diberikan makanan tinggi purin. Hal ini mungkin disebabkan oleh kandungan flavonoid dan polifenol pada kulit melinjo, yang diketahui memiliki efek menghambat aktivitas enzim xantin oksidase, enzim yang berperan dalam produksi asam urat di tubuh. Kedua penelitian ni menunjukkan adanya potensi melinjo sebagai sumber alami anti-hiperurisemia, meski bagian bijinya memang dapat meningkatkan kadar asam urat jika dikonsumsi dalam jumlah banyak. Jadi, apakah melinjo bisa memicu asam urat? Jawabannya ya, jika dikonsumsi dalam jumlah sangat banyak.
Tapi, jawabannya bisa tidak jika melinjo dikonsumsi dalam jumlah sedikit hingga sedang.
Tidak ada komentar: