Sebanyak 177 warga mengungsi ke desa tetangga imbas bentrok warga dua desa di Kecamatan Adonara Barat, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka mengungsi di rumah-rumah penduduk dan dua kapel yang berada di Desa Wureh, Kecamatan Adonara Barat. “Ada 52 kepala keluarga atau 177 jiwa yang mengungsi. Mereka menempati rumah penduduk dan setelah doa malam ada yang tidur di dua kapel yaitu Kapel Sinyor dan Kruskota,” ujar Sekretaris Desa Wureh, Florianus Karwayu dalam keterangannya, Rabu (23/10/2024).
Florianus mengungkapkan, pihaknya telah mendistribusikan bantuan logistik kepada warga yang terdampak. Saat ini para pengungsi membutuhkan air minum dan perlengkapan tidur. “Mereka butuh air dan perlengkapan tidur karena ketika terjadi kebakaran seisi rumah hangus terbakar,” kata dia.
Florianus menambahkan, selama berada di pengungsian, beberapa warga kembali ke Desa Bugalima untuk memberi makan ternak. Sore harinya mereka kembali ke tempat pengungsian. Sebelumnya diberitakan, warga Desa Ile Pati dan Desa Bugalima di Kecamatan Adonara Barat terlibat bentrok pada Senin (21/10/2024) sekitar pukul 05.30 Wita.
Akibatnya, 51 unit rumah hangus terbakar, empat orang mengalami luka, dan dua orang meninggal dunia. Kepala Polres Flores Timur, AKPB I Nyoman Putra Sandita mengatakan, bentrok antarwarga ini dipicu masalah tanah adat. “Ini konflik berkepanjangan mengenai tanah adat yang sudah berlangsung sejak tahun 1970,” ujar Sandita dalam keterangannya, Senin. Dia mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Flores Timur sempat melakukan mediasi pada 1990-an. Namun, kesepakatan mengenai batas tanah yang disengketakan belum tercapai. Pada Juli 2024, ada pengukuran oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). Tetapi masih ada masyarakat yang tidak puas, hingga kembali terjadi bentrok.
Reviewed by wongpasar grosir
on
09.45
Rating:
Tidak ada komentar: