Berbagai instansi pemerintah telah mendatangi sumur yang airnya panas dan mengeluarkan asap di Sidoarjo, Jawa Tangah (Jateng). Namun, mereka belum menemukan penyebab fenomena itu terjadi. Salah satu warga sekitar, Supriyono mengatakan, sejumlah instansi sudah mendatangi lokasi sumur di perumahan Mutiara Citra Asri, Desa Boro, Tanggulangin, Sidoarjo tersebut. "Kemarin pas (suhunya) masih 52 derajatan, habis itu dari Polsek (Tanggulangin) sama BPBD (Sidoarjo) datang, cuman enggak bawa alat," kata Supriyono, saat ditemui di lokasi, Kamis (8/8/2024).
Kemudian, kata Supriyono, petugas dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten (DLHK) Sidoarjo, bergantian mendatangi lokasi. Selain itu, mereka juga membawa sejumlah peralatan. "Kalau tadi pagi DLHK Sidoarjo ngecek pH (larutan air), konduktivitas sama suhunya juga. Kalau suhunya dicek sudah 42 derajat," jelasnya.
"Konduktivitas, itu lebih ke arah (mengecek) konduktivitas cairan, daya hantar satuanya siemens per meter, ya memang untuk cairan, kalau pH kan umum (untuk air), pH-nya 7,2," tambahnya. Selain itu, Supriyono juga melihat para petugas DLHK Sidoarjo membawa sejumlah air panas dari sumur tersebut. Namun, dia masih belum mengetahui hasil dari pengecekan sample-nya. "Masih belum menyimpulkan, tadi cuman pH, konduktifitas, sama temperatur, ambil sampling juga yang bawa orang DLHK soalnya bawa mobil lab tadi. Tapi hasilnya masih belum tahu," ujarnya. Dengan demikian, para warga hingga sekaranh masih bertanya-tanya penyebab air sumur tersebut menjadi panas. Mereka pun mengasumsikan fenomena itu karena panas bumi.
"Mungkin (penyebabnya) sesar antara Gresik ke mana kan mulai aktif, mungkin ke (sumur) sini, bisa juga dari Lapindo, juga kita enggak tahu. kalau mau pasti ya dicek seismik ke dalam," ucapnya. "Kalau harapan kami semoga enggak terjadi apa-apa, mungkin mereka (DLHK) perlu waktu. Dan teknologi untuk menyimpulkan juga belum tahu harus pakai apa, pakar mungkin lebih tahu," tutupnya. Diberitakan sebelumnya, Supriyono mengatakan, masyarakat sekitar baru mengetahui air dalam sumur yang berada di Balai RW itu memunculkan panas, Selasa (6/8/2024) malam.
"Ketahuanya Selasa malam, awalnya kita juga enggak nyadar. Waktu itu ngecat mau bersihin kuas kaget kok (air keranya) panas," kata Supriyono, saat ditemui di sekitar lokasi, Kamis (8/8/2024). Kemudian, Supriyono bersama warga sekitar memutuskan untuk mengecek kadar panas air dalam sumur tersebut. Mereka kaget ketika mengetahui suhunya sudah mencapai 52 derajat. "Rabu (7/8/2024) pagi, saya cek 52 (derajat). Baru kali ini panasnya, tapi sumurnya perkiraan sekitar 2005 sampai 2006, kami yang membuat karena enggak ada sumur di sini," jelasnya.
Tidak ada komentar: