Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mencatat ada ratusan pasien gagal ginjal kronis, satu di antaranya masih di bawah umur. Salah satu penyebabnya, karena kerap mengkonsumsi minuman manis. Kepala Dinkes Surabaya, Nanik Sukristina mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun, ditemukan ada sebanyak 308 pasien yang menderita gagal ginjal kronis per Juni 2024. "Berdasarkan laporan faskes (fasilitas kesehatan), kasus gagal ginjal kronis usia 17 tahun ada sebanyak satu kasus," kata Nanik, ketika dikonfirmasi melalui pesan, Rabu (14/8/2024).
Saat ini, kata dia, pasien anak gagal ginjal tersebut tengah menjalani perawatan hemodialisa, atau terapi cuci darah di luar tubuh. Sebab, ginjal penderita sudah tak berfungsi optimal. Nanik menyebut, ratusan penderita gagal ginjal tersebut telah menjalani perawatan di 22 rumah sakit di Surabaya. Namun, dia tak mengungkap lokasi pasien berusia 17 tahun dirawat.
"Kasus gagal ginjal kronis (pasien dewasa) di Kota Surabaya telah ditangani di beberapa rumah sakit dan klinik yang memiliki layanan hemodialisa," jelasnya. "Pengobatan (pasien anak) di tatalaksana sesuai indikasi dan dilakukan rujukan ke FKRTL (fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan) sesuai ketentuan. Yaitu RSUD dr Soetomo, RSUD de. Moh Soewandhie, RS Al-Irsyad," tambahnya. Nanik mengungkapkan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab seseorang menderita gagal ginjal. Salah satunya karena pasien mempunyai gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat.
"Karena sering mengkonsumsi minuman manis dalam kemasan, mengkonsumsi makanan cepat saji, dan makanan berkalori tinggi dalam jangka waktu panjang serta tidak terkontrol," ujarnya. Selain itu, lanjut dia, seorang anak bisa menderita gagal ginjal karena sudah mengalami obesitas, hipertensi, dan diabetes. Beberapa di antaranya juga disebabkan turunan orang tua.
Tidak ada komentar: