Harga emas dunia turun ke level terendah dalam dua minggu pada akhir perdagangan Kamis (25/7/2024) waktu setempat atau Jumat (24/7/2024) pagi, karena aksi ambil untung investor dan penantian data ekonomi terbaru Amerika Serikat (AS). Mengutip CNBC, harga emas di pasar spot terpantau turun 1,7 persen ke level 2.357,89 dollar AS per ons, menyentuh leve terendah sejak 9 Juli 2024. Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange anjlok 2,5 persen ke level 2.355,10 dollar AS per ons. "Ada aksi ambil untung yang dipicu oleh melemahnya pasar ekuitas AS yang," ujar Analis Marex Edward Meir. Reli yang terjadi akhir-akhir ini telah membuat para investor melakukan aksi ambil untung. Emas memang sempat mencapai level tertinggi sepanjang masa di 2,483.60 dollar AS per ons pada pekan lalu di tengah meningkatnya optimisme terhadap penurunan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) di September mendatang.
Pasar memperkirakan peluang sebesar 100 persen untuk kemungkinan The Fed mulai melakukan kebijakan penurunan suku bunga pada September 2024, menurut alat CME FedWatch. Kebijakan suku bunga The Fed memang sangat mempengaruhi pergerakan harga emas. Ketika suku bunga bertahan tinggi atau bahkan naik, maka emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi tak menarik bagi investor, berbeda dari obligasi dan saham yang memang memberikan imbal hasil.
Sebaliknya, ketika suku bunga tidak naik atau bahkan melemah, maka imbal hasil pada instrumen investasi lainnya ikut menurun, sehingga emas akan menjadi lebih menarik. Kini para pelaku pasar tengah menanti data produk domestik bruto (PDB) AS di kuartal II-2024, serta data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS di Juni 2024 yang dirilis pada pekan ini.
Data-data ekonomi terbaru AS itu bakal menjadi petunjuk bagi para investor mengenai peluang penurunan suku bunga The Fed. "Pasar emas dan perak mengalami peningkatan tajam akhir-akhir ini, sehingga kombinasi dari likuidasi jangka panjang dan aksi ambil untung dari pergerakan baru-baru ini memperburuk tekanan jual," kata David Meger, Direktur Investasi dan Perdagangan Alternatif di High Ridge Futures.
Tidak ada komentar: