Terlebih saat ini banyak orang yang mengonsumsi kecubung karena ingin
coba-coba atau sedang berada dalam kondisi mental yang tidak stabil.
“Sekarang ini, kecubung tidak dianjurkan lagi sebagai obat tradisional dan
digolongkan sebagai tanaman beracun,” kata Ketua PDPOTJI Dr. (Cand.) dr.
Inggrid Tania, M.Si, seperti ditulis Antara, Senin (15/7/2024).
Menurut Inggrid, efek samping kecubung dan durasinya bisa berbeda-beda pada
setiap orang. Jadi, meski tidak dimakan atau diminum dan hanya ditempel,
kecubung tetap bisa menimbulkan psikoaktif yang berbahaya.
Melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Pemerintah Indonesia juga
sudah melarang peredaran kecubung. Kini kecubung hanya dapat ditemukan di
sekitar area hutan. Kalaupun ditanam, penggunaannya hanya sebatas menjadi
tanaman hias. Dengan begitu, Inggrid mengimbau agar masyarakat tidak
mengonsumsi kecubung, bahkan sampai membuat oplosan dari buah tanaman
tersebut. Hal ini demi mencegah efek zat skopolamin yang terkandung pada
kecubung. Terlebih pada kondisi kecaduan, para pecandu menyalahgunakan
kecubung dan mencampurkannya dengan obat keras bernama zenith yang
mengandung zat carnophen. Zenith termasuk golongan obat adiktif yang ilegal.
Dikutip dari BPOM, potensi terburuk mengonsumsi Zenith atau Carnophen dalam
jumlah berlebihan mengakibatkan kematian. Sedangkan dalam jangka panjang,
over dosis konsumsi obat kimia tersebut mengakibatkan kerusakan ginjal dan
hati.
SUMBER : https://health.kompas.com/read/24G17210000568/dokter--kecubung-bukan-obat-tradisional-tapi-tanaman-beracun
Tidak ada komentar: