Surabaya (beritajatim.com) – ISMI (Ikatan Saudagar Muslim Indonesia) Jatim membela Warung Madura yang mendapat sorotan tajam dari Asosasi Peritel Indonesia (Aprindo). ISMI menilai Warung Madura adalah bentuk nyata kegigihan dan kemandirian rakyat menghadapi sulitnya hidup.
Sebelumnya, Aprindo meminta pemerintah untuk memperketat penjualan produk-produk yang rentan terhadap api di Warung Madura. Aprindo juga menyebut pemerintah diskriminatif.
“Sikap Aprindo ini tidak bijak. Dianggap dirinya yang paling taat aturan, sehingga menyebut rakyat kecil yang melahirkan warung-warung Madura banyak melanggar aturan,” tegas Ketua ISMI Jatim Yusron Aminullah, Jumat (11/5/2024) di Surabaya.
Yusron menilai, selama ini banyak minimarket di daerah juga melanggar aturan. Jarak pendirian minimarket tak sesuai aturan daerah. Sehingga dalam satu jalan raya harusnya 2 unit minimarket, diisi 4 sampa5 5 unit toko modern. Tentu saja, hal tersebut mematikan toko-toko kecil.
“Ini negera Pancasila, semua berhak berusaha dan beraktivitas ekonomi dengan gigih. Warung Madura adalah bentuk nyata kegigihan dan kemandirian rakyat menghadapi sulitnya hidup,” tegas Yusron yang juga CEO DeDurian Park group ini.
ISMI, lanjut Yusron, didirikan oleh tiga ormas besar; NU-Muhammadiyah dan ICMI. Oleh karena itu ISMI berkewajiban melindungi siapapun pengusaha, agar menikmati keindahan bermasyarat, berusaha, dengan sikap utama kebersamaan membangun negeri lewat ekonomi.
“Jadi kalau warung Madura kurang tertib dalam berdagang, kurang memenuhi persyaratan, harus dibina. Jangan dibinasakan dengan sikap arogan pengusaha besar kepada pengusaha kecil,” pungkasnya.
Seperti diberitakan, Asosasi Peritel Indonesia (Aprindo) meminta pemerintah untuk memperketat penjualan produk-produk yang rentan terhadap api di warung Madura, seperti elpiji dan bensin eceran. Ketua Umum Aprindo Roy Mandey menyebut warung Madura yang menjual elpiji tak ada yang memiliki Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
“Menjual bensin, elpiji itu kan ada aturannya dari Dirjen Migas supaya tidak membahayakan bagi penjual. Kalau mau menjual bensin harus ada pemadam kebakarannya dong karena kalau di pom bensin di samping dispensernya itu ada APAR. Nah, itu ada enggak di warung Madura,” ujarnya saar jumpa pers di Jakarta beberapa Waktu lalu.
Roy meminta pemerintah jangan hanya mendorong ritel modern untuk taat pada aturan, tapi juga warung tradisional. “Dengan begitu ada persaingan yang setara harus sama-sama fair. Pemerintah jangan diskriminatif,” pungkasnya. [suf]
SUMBER : https://beritajatim.com/ekbis/ismi-jatim-bela-warung-madura-aprindo-dinilai-kurang-bijak/
Tidak ada komentar: