Usai Lebaran, Gugatan Cerai Membludak di PA Bojonegoro

Bojonegoro (beritajatim.com) – Gugatan cerai usai lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah di Pengadilan Agama (PA) Bojonegoro membludak. Mayoritas pengajuan perceraian pasca lebaran itu berasal dari pekerja urban di kota besar yang pulang kampung.

Tren membludaknya sidang perceraian sebagian besar terjadi usai lebaran dan libur tahun baru. “Kami buka (pendaftaran cerai) mulai tanggal 16 sampai 19 setengah hari itu ada 134 perkara masuk,” ujar Panitera Pengadilan Agama (PA) Bojonegoro, Sholikin Jamik, Kamis (25/4/2024).

Sebagian besar, penggugat maupun tergugat cerai itu dilakukan oleh pekerja urban di kota-kota besar yang sedang pulang kampung. “Nah sebelum mereka (penggugat) balik ke kota, terlebih dahulu mendaftarkan gugatannya,” ujarnya.

Jika melihat pandaftar cerai, persoalan yang paling mendasari ialah masalah rendahnya tingkat pendidikan sehingga berakibat kurangnya kemampuan menghadapi permasalahan kehidupan yang melahirkan kondisi kemiskinan.

Dalam analisa Sholikin, kebanyakan pekerja pabrik di kota metropolitan dan megapolitan memiliki impian yang besar tetapi pendapatan yang masuk jumlahnya minim. “Sehingga tidak berimbang, karena keinginan besar tetapi pendapatannya kecil, ini kontra kondisi yang sering terjadi,” bebernya.

Menurut pria yang menjadi salah satu petinggi Muhammadiyah di Bojonegoro ini, hal terpenting dalam membangun rumah tangga yang baik itu berdasarkan adanya kebutuhan, dan bukan keinginan.

“Dari jumlah (134) tadi yang terbanyak didominasi oleh istri gugat cerai suami, angka ini trendnya selalu meningkat, sehingga perlu diwaspadai untuk diedukasi supaya terjadi penurunan,” ungkapnya.

Adapun masalah terbesar melatarbelakangi gugatan para istri yang menjadi kewaspadaan ialah kesadaran para istri perihal hak dan kewajibannya. Masalah terbesar kedua adalah kurang tanggung jawabnya suami kepada istri.

“Jadi masalah utamanya, kebanyakan suami yang digugat itu ingin mendapatkan sesuatu dengan cara yang cepat namun tidak mau bekerja keras,” tandasnya. [lus/but]