PSSI Perketat Persyaratan Usai Kecolongan Dokter Gadungan

Jakarta (beritajatim.com) – PSSI tidak ingin kasus dokter gadungan terulang di kemudian hari. Apalagi sosok bernama Elwizan Aminudin menipu banyak klub, termasuk PSSI itu sendiri. Untuk itu PSSI berkomitmen perketat persyaratan supaya kasus kecolongan Elwizan Aminudin ini tak terulang kembali.

Amin, sapaan akrabnya dokter yang selalu tampil klimis itu, ditangkap polisi di rumahnya di Cibodas, Bogor, Jawa Barat pada 24 Januari 2023 lalu.

Ia menyaru sebagai dokter selama kurang lebih delapan tahun, pada 2013 hingga 2021. Selama menjadi dokter palsu, ia pernah bekerja di Persita Tangerang, Barito Putra, Bali United, Madura United, Sriwijaya FC, Kalteng Putra, PSS Sleman, bahkan Timnas U-19.

Sekjen PSSI Yunus Yunis menegaskan bahwa kasus ini pasti akan menjadi perhatian federasi.

“Saat ini kalau masuk offisial timnas akan diselidiki asal usul yang bersangkutan. Contoh kalau dia lulusan FKUI, kita akan tanyakan ke FKUI. Benar atau tidak. Kita juga tanyakan ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Kami juga akan tanyakan ke lembaga-lembaga terkait. Kemudian pengalaman dia,” kata Yunus dalam keterangan resminya.

Amin yang mengaku lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Syahkuala Banda Aceh, ternyata berprofesi sebagai kernet bus. Ia diduga memalsukan ijazah dokternya itu.

Sosok kelahiran Bireun pada 25 April 1982 ini juga tidak tercatat dalam database kedokteran di Indonesia. Amin telah dilaporkan oleh PSS Sleman sejak 2021 silam.

“Sekarang setiap dokter dan fisio yang mau bertugas di klub Liga 1 ,2 dan 3, apalagi di Timnas Indonesia harus terlebih dulu menyerahkan foto kopi ijazah dokter yang sudah di legalisir oleh Fakultas Kedokteran tempat dia kuliah,” tegasnya.

Menurut Yunus, selain memiliki surat tanda register (STR), baik untuk dokter maupun fisioterapis juga harus mempunyai surat izin praktik (SIP) yang masih berlaku. [faw/aje]