Bendungan Bagong Trenggalek Digenjot Segera Rampung

Trenggalek (beritajatim.com) – PT Brantas Abipraya (Persero) tengah mempercepat pembangunan Bendungan Bagong di Trenggalek, Jawa Timur, dengan harapan proyek tersebut selesai tepat waktu dan dapat mendukung irigasi kawasan tersebut.

Direktur Utama Brantas Abipraya, Sugeng Rochadi, menyampaikan bahwa pembangunan Bendungan Bagong memiliki tujuan utama dalam mendukung misi ketahanan pangan dan ketahanan air dalam Program Strategis Nasional Pemerintah. Bendungan ini bukan hanya berfungsi sebagai sumber air baku, melainkan juga sebagai pengendali banjir, sumber daerah irigasi, sumber pembangkit listrik, dan berpotensi menjadi destinasi pariwisata baru.

“Pembangunan bendungan ini merupakan upaya kami dalam memitigasi krisis air dan kekeringan yang terjadi akibat perubahan iklim,” tambahnya.

Selain Bendungan Bagong, PT Brantas Abipraya juga terlibat dalam proyek-proyek pembangunan embung dan jaringan irigasi di berbagai daerah. Sugeng Rochadi menekankan bahwa perusahaan akan terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan sektor infrastruktur, khususnya dalam pembangunan sumber daya air.

“Dengan proyek Bendungan Bagong, kami ingin menciptakan sinergi positif antara PT Brantas Abipraya sebagai BUMN Karya dengan Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat),” jelasnya.

Direktur Operasi I Brantas Abipraya, Muhammad Toha Fauzi, menyatakan optimisme bahwa pihaknya akan menyelesaikan pembangunan Bendungan Bagong sesuai target waktu. Keberhasilan proyek ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang cepat dirasakan oleh masyarakat Trenggalek dan sekitarnya.

“Bendungan ini akan meningkatkan Daerah Irigasi (DI) di Trenggalek seluas 867 hektare (ha),” ujar Toha Fauzi.

Bendungan Bagong didesain menggunakan tipe urugan zonal, dengan tinggi puncak inti tegak mencapai 82 meter dan panjang 678 meter. Terletak di Desa Sumurup dan Sengon, sekitar 10 kilometer dari pusat kota Kabupaten Trenggalek, bendungan ini memanfaatkan sumber air dari Sungai Bagong dengan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) mencapai 39,95 kilometer persegi.

“Kapasitas tampung Bendungan Bagong mencapai 17,40 juta meter kubik (m3), serta berfungsi untuk mengurangi debit air Sungai Bagong sebesar 78,44 persen, mendukung DAS Bagong, dan berpotensi sebagai objek pariwisata,” tegas Direktur Toha. (ian)