TRIBUNJATIM.COM - Sejauh ini, film dokumenyer Ice Cold, Coffee and Jessica Wongso di Netflix masih ramai jadi perbincangan netizen.
Satu hal yang masih dibahas adalah klaim adanya jejak sianida di jasad Mirna Salihin saat meninggal dunia.
Hal ini diungkap langsung oleh Dokter Djaja Surya Atmadja.
Dokter Djaja adalah seorang ahli forensik yang saat itu terlibat dalam kasus kopi sianida dan memeriksa langsung jasad Mirna Salihin.
Dalam wawancara di kanal Youtube milik Dokter Richard Lee, Dokter Djaja Surya Atmadja menggugat keyakinan umum bahwa kopi sianida adalah penyebab kematian Mirna.
Dengan latar belakang 30 tahun pengalaman sebagai dosen dan peneliti sianida, Dokter Djaja Surya Atmadja mengklaim bahwa ia dapat mengenali sianida dari jarak jauh.
Namun, ketika ia memeriksa Mirna, ia tidak mendeteksi bau karakteristik sianida sama sekali.
"Saya kan dosen sianida selama 30 tahun, dari jauh aja saya bisa tahu itu sianida. Saya peneliti [sianida], makanya saya apal luar kepala. Jadi saya yakin itu bukan sianida," ujarnya tegas.
Menurut Dokter Djaja, pemeriksaan jasad Mirna Salihin tidak mengungkapkan adanya bukti yang mendukung dugaan bahwa sianida adalah penyebab kematian.
Ia bahkan menyebutkan bahwa tanda-tanda fisik yang biasanya terlihat pada korban sianida, seperti perubahan warna kulit menjadi merah, tidak ada pada Mirna yang malah memiliki kulit membiru.
Keputusannya untuk melakukan proses formalin pada jenazah Mirna, yang didasarkan pada keyakinannya bahwa sianida tidak terlibat dalam kasus ini, mengakibatkan panggilan dari pihak kepolisian untuk memberikan kesaksian dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
KUNJUNGI JUGA :
- Panci listrik serbaguna Elektrik Cooker Multifungsi Panci Kukus Elektrik
- Free Dus Packaging Pet Opeadia 17 Inch Big Tas Kucing Astrounot Travel Bag Nyaman dan Cat
"Gara-gara itu saya dipanggil sama polisi di BAP. Saya ditanya kenapa melakukan formalin. Saya bilang saya berani kerjain karena enggak nyium apa-apa, itu masuk ke dalam berkasnya Mirna kesaksian ada," paparnya.
Namun, yang lebih mencurigakan adalah fakta bahwa Dokter Djaja tidak pernah dipanggil sebagai saksi dalam persidangan meskipun namanya tercantum dalam berita acara pemeriksaan (BAP) sebagai salah satu dokter pertama yang menangani mayat Mirna. Hal ini memunculkan pertanyaan besar tentang potensi kecurangan dalam kasus ini.
"Semua orang di BAP dipanggil ke pengadilan kecuali saya. Kesaksian dokter mustinya utama, saya jadi orang pertama tapi kali enggak dipanggil," tambahnya lagi.
Menilik video di kanal YouTube dr Richard Lee yang tayang Jumat (6/10/2023), dr Djaja membeberkan sejumlah hasil pemeriksaan Mirna.
Disebutkan, saat itu mirna sempat dibawa ke rumah sakit dalam posisi masih hidup.
Kala itu, Mirna Salihin juga sempat muntah-muntah.
Dokter pun langsung mengambil sampel muntahan itu untuk diperiksa lebih lanjut.
"Dia habis dari Olivier masih hidup. Dibawa ke rumah sakit Abdi Waluyo ke IGD, masih hidup. Dia muntah-muntah diambil sampel lambungnya sama dokternya. Dia meninggal, dikasih surat kematian," cerita Dr Djaja, Jumat (6/10/2023).
Namun, dari hasil pemeriksaan, muntahan Mirna Salihin itu negatif sianida.
Begitupun dengan sampel organ lainnya yang diperiksa.
Kemudian, ditemukan 0,2 mg/liter sianida di lambung Mirna Salihin.
"Akhirnya dia bilang setujunya diambil sample. Dibukalah lambungnya, diambil jaringan hati, darah, urine. Dikirim ke Puslabor, hasilnya sianida negatif. Yang muntahan juga hasilnya negatif," lanjutnya.
Meski begitu, dr Djaja masih kekeh bahwa kemaian Mirna Salihin itu bukan karena sianida seperti yang ditudingkan.
Menurutnya, sianida yang ditemukan di lambung Mirna itu bisa saja merupakan hasil dari pembusukan.
"Nah kecuali di lambung. Di lambung ketemu sianida 0,2 Mg itu kecil banget. Dan logikanya kalau dari awal ada sianida terus jumlahnya mengecil itu masuk akal. Nah tapi kalau awal tidak ada sianida, kan tanda tanya dari mana. Nah sianida kecil itu bisa jadi itu dari pembusukan," tandas Dokter Djaja.
Di sisi lain, pengacara terkenal Jessica Wongso, Otto Hasibuan, langsung bertindak ketika mengetahui bahwa Dokter Djaja tidak dipanggil ke pengadilan. Ia mencari dokter forensik kontroversial ini untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut, mengungkapkan ketidakpuasan atas ketidakadilan yang terjadi dalam kasus yang selalu menuai perdebatan dan kontroversi.
"Pak Otto dia baca satu per satu, ini kok enggak dihadirkan saya dicari dihubungin sama Pak Otto, ditanya kan, saya jawab yakin ini bukan sianida," ungkap dokter Djaja.
Sementara itu, keracunan kalium sianida memang memiliki ciri khas. Gejala keracunan bisa muncul secara instan setelah terjadi paparan, yakni:
- Sesak Napas
- Pusing
- Pucat
- Detak Jantung Cepat
- Mual dan Muntah
- Kejang
- Kehilangan Kesadaran
Penting untuk diingat bahwa gejala keracunan sianida bisa sangat cepat muncul, dan tindakan medis segera sangat diperlukan untuk menyelamatkan nyawa.
Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal diduga terpapar kalium sianida, segera hubungi layanan darurat medis atau pusat racun lokal untuk mendapatkan bantuan dan perawatan secepat mungkin.
Pengakuan Dokter Djaja menambah lagi daftar kejanggalan yang ditemukan di kasus pembunuhan Mirna Salihin oleh Jessica Wongso.
Tidak ada komentar: