SURYAMALANG.COM - Kabar Panji Petualang harus minum obat seumur hidup membuat miris para penggemar.
Selama ini Panji Petualang punya riwayat skit yang membuat dirinya harus minum obat sampai seumur hidup untuk mengontrol penyakitnya.
Kini, pamor Panji Petualang redup dan sudah jarang syuting lagi untuk TV.
Akibat penyakit yang ia derita, Panji Petualang makin kurus dan membuat banyak orang prihatin.
Diketahui Panji Petualang mengidap penyakit diabetes.
Di konten YouTube Panji pada Rabu (09/08/2023), ia membagikan momen saat dirinya mengecek kesehatan di puskesmas.
Salah seorang dokter yang ditemui oleh Panji mengatakan penyakit penakluk King Cobra ini sudah termasuk kronis.
Ia pun harus menuruti permintaan dari dokter tersebut untuk mengonsumsi obat seumur hidup.
"Kalau dalam medis pengobatan penyakit gula tuh seumur hidup. Dia penyakit kronis, yang ditakutkan bukan gulanya tapi komplikasi ke organ sekitar," kata sang dokter.
Tak hanya itu, ia juga disarankan untuk mengonsumsi insulin.
Namun, memang tak nyaman karena harus disuntikkan berkali-kali.
Sebelumnya, Panji Petualang sempat digigit ular kobra peliharaannya.
Panji Petualang mengungkapkan kronologis dirinya digigit ular King Kobra saat ingin memandikan hewan peliharaannya itu.
Ketika ular King Cobra itu dipegang, tiba-tiba ular tersebut mengigit kelingking Panji.
Kelingking Panji Petualang pun melepuh akibat bisa ular.
Setelah digigit ular, Panji mengaku jika dirinya sempat mengalami kondisi yang tidak sehat.
"Tadinya masih gagah saat kesini, itu berubahnya sejak kapan? Karena digigit ular?" tanya Dedi Mulyadi dilansir dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Selasa (8/8/2023)
Panji mengaku jika saat ini dirinya memang mengidap diabetes, sehingga menjadi tubuhnya menjadi kurus.
"Ribet dijelasinnya, iya kemarin (digigit ular), tapi udah sembuh lagi sekarang," jawab Panji.
Walaupun Panji Petualang sudah sembuh, Kang Dedi Mulyadi masih menduga jika daya tahan tubuh Panji juga menurun karena gigitan ular tersebut.
"Bukan karena udah sembuh, tapi daya tahan tubuhnya turun. Memang betul digigit ularnya sembuh lagi, tapi daya tahan tubuhnya semakin turun. Kemarin digigit ular apa?" tanya Dedi Mulyadi.
"King cobra," sahut Panji.
Panji dalam video tersebut juga menjelaskan, dia bukan digigit ular cobra peliharaan baru yang nyaris menghilangkan nyawanya.
"Digigit si Garaga bukan?" tanya Dedi.
"Bukan, lagi dimandiin tadinya, sama saya mau dipegang, langsung menggigit ke kelingking, sempat melepuh tangannya," jelas Panji.
Panji Petualang sendiri kini masih fokus untuk penyembuhan diabetesnya.
Karena penyakitnya tersebut Panji Petualang harus melakukan terapi di rumahnya.
Selain diabetes, ternyata Panji juga mengidap kolesterol.
"Punya kolestrerol ya?" tanya orang yang membantu Panji terapi
"Gak tau '"," jawab Panji
"Gak pernah diperiksa ya? sebulan sekali gak pernah diperiksa ya, darah apa segala macem gitu?" tanya Dedi Mulyadi
"Gak tu pak, kalau dibetes mah sering pak," jawab Panji.
Dalam video tersebut terlihat setelah Panji melakukan terapi, kemudian Panji memakai obat tetes mata.
"Ini sih kolesterol ini," jawab Haris orang yang membantu terapi pada Panji.
"Berarti ini kolesterolnya harus diturunin ni, makanan jangan ada yang digoreng ya, semuanya di pepes" ungkap Dedi
"Ini juga ni pikiran ini pak, bisa dilihat ini banyak pikiran," ungkap Haris.
"Iya kalau ada masalah itu diceritakan jangan dipendam sendiri ya," ungkap Haris pada Panji.
Dikutip dari Web MD, diabetes memang menjadi salah satu momok penyakit yang mematikan, bahkan berujung penyakit ginjal kronis yang bisa berujung gagal ginjal.
Sebab, ada gangguan pada sistem metabolik yang membuat kinerja ginjal menjadi lebih berat.
Perkiraannya, sekitar 15 persen pasien diabetes mengalami komplikasi ginjal. Tingginya gula darah membuat ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan kadar gula dalam darah menjadi urine.
Jika kondisi ini terjadi dalam waktu lama, ginjal akan mengalami kerusakan, dan perlahan-lahan kehilangan fungsinya untuk menyaring racun.
Akibatnya, racun, zat sisa dan elektrolit yang ada di dalam tubuh tidak terbuang dan menumpuk.
Jika Anda mengalami gejala dari diabetes dan kadar gula darah yang tinggi, sangatlah penting untuk memulai pengobatan dan perubahan pola gaya hidup.
Dilansir dari artikel kesehata Hallodoc, penyakit diabetes memang tidak dapat sembuh seratus persen, mengingat organ pankreas pada tubuh mengalami kelainan.
Namun, penyakit ini dapat dikontrol dengan menggunakan obat-obatan.
Semua penderita yang sudah terdiagnosis wajib mengonsumsi obat-obatan secara rutin untuk mengontrol kadar gula darah.
Tujuan dari pemberian obat-obatan pada penderita diabetes bukan bersifat untuk menyembuhkan, tetapi mencegah dan menghambat komplikasi yang akan terjadi di kemudian hari.
Karenanya, anggapan bahwa penderita penyakit diabetes minum obat seumur hidup hampir benar adanya.
Selain itu, penderita diabetes disarankan untuk melakukan kontrol berat badan, tekanan darah, dan kadar lemak tubuh dengan menerapkan hidup sehat, seperti mengatur pola makan dan olahraga secara rutin.
Meski kadar gula darah sudah mencapai target, bukan berarti penderita diabetes dapat lepas dari obat-obatan.
Ingat, progresivitas dari komplikasi penyakit ini setiap hari selalu berjalan terus.
Hanya saja, dengan pengobatan dan pola hidup yang baik, komplikasi diabetes tersebut dapat dicegah dan dihambat.
Bagi diabetesi, jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan secara rutin ke dokter untuk mengevaluasi kadar gula darah setiap bulannya.
Dengan begitu, dosis obat bisa disesuaikan dan komplikasi bisa terdeteksi.
Konsumsi Obat Bisa Dihentikan Sementara
Walau tidak dapat sembuh seratus persen, bukan berarti penderita diabetes harus minum obat seumur hidup. Sebab ada waktunya diabetes memasuki fase remisi.
Remisi adalah kondisi ketika pasien diabetes memiliki kadar gula darah yang normal sehingga tidak perlu konsumsi obat secara rutin.
Hal yang perlu kamu ketahui, fase remisi ini tidak ditentukan oleh kemauan pasien sendiri, melainkan harus sesuai diagnosis dari dokter.
Tentunya remisi hanya berlangsung sementara, tidak selamanya. Artinya, kondisi ini bisa saja bertahan hanya beberapa saat. Jadi, pasien tetap perlu kontrol ketat ke dokter.
Jika pasien menjalani pola hidup sehat dengan baik, bukan tidak mungkin obat-obatan antidiabetes tidak diperlukan kembali.
Tidak ada komentar: