Kematian Janggal Mahira di Rumah Ortu Angkat, Ayah Kandung: Sisa Tengkorak, Duga Sudah 10 Hari Tewas





Seorang mahasiswi USU di Medan bernama Mahira Dinabila tewas mengenaskan dengan kejanggalan.

Hal itu disampaikan oleh ayah kandung yang curiga dengan perilaku orang tua angkat Mahira sebelum anaknya tewas.

Seorang mahasiswi USU bernama Mahira Dinabila, ditemukan tewas di dalam rumah orang tua angkatnya yang berada di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas.

Penemuan mayat dalam kondisi mengenaskan ini pertama kali ditemukan oleh keluarga korban, pada Rabu (3/5/2023) lalu.

Mahira ditemukan oleh keluarga angkat dan informasi diteruskan kepada keluarga kandungnya.

Orang tua kandung korban, Pariono mengaku awalnya ia mendapatkan kabar duka tersebut dari pihak keluarga.

Mendapatkan informasi tersebut, dia langsung mendatangi lokasi kejadian dan mendapati anaknya sudah dalam keadaan terbungkus.

"Waktu itu saya lihat korban ini sudah terbungkus, lalu ada pihak kepolisian menyuruh saya ngambil Baygon, karena nggak ada yang berani ngambil," kata Pariono kepada Tribun Medan dikutip TribunJatim.com , Senin (8/5/2023).

"Baygon semprotan bukan botol Baygon, posisinya tertutup rapat, saya ambil saya serahkan kepada polisi,"

"Habis itu polisi menanyakan barang bukti lagi sebuah handphone milik Mahira, tapi ditahan oleh bapak angkatnya, tidak diberikan kepada polisi," sambungnya.

Kemudian, ia mengatakan jenazah korban langsung dievakuasi ke mobil ambulans dan dibawa ke rumah sakit Bhayangkara Medan.

Lalu, ia pun pergi ke rumah sakit untuk mendampingi jenazah korban.

Sementara ayah angkat korban bernama Mawardi pergi ke Polsek Patumbak.

"Setelah itu dia (Mawardi) berangkat ke Polsek Patumbak saya mengantar jenazah anak saya ke rumah sakit," sebutnya.

Pariono juga membeberkan kondisi jenazah saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

"Kondisi jenazah saya nggak pasti tau, karena sudah dibungkus. Kondisi mukanya sudah hancur tinggal tengkorak, tapi badan utuh," ungkapnya.

Namun, sampai sejauh ini pihak keluarga belum mendapatkan keterangan resmi terkait penyebab dari tewasnya korban.

Kejanggalan demi kejanggalan dirasakan Pariono dan keluarga kandung Mahira.

Salah satu hal janggal yang dicurigai oleh Pariono adalah kondisi kepala anaknya yang tinggal tengkorak.

Dikatakannya, setelah melihat kondisi korban yang begitu mengenaskan dan sudah membusuk, keluarga menduga jenazah korban sudah meninggal sekitar 10 hari.

Pariono juga menceritakan bahwa, Putri keempat dari lima bersaudara ini sudah tinggal bersama dengan keluarga Mawardi sejak umur empat bulan.

Korban diangkat oleh keluarga Mawardi, karena tidak memiliki anak.

Lalu, seiring berjalannya waktu, Mawardi dan istrinya bercerai, dan rumah tersebut jatuh kepada istrinya.

Setelah itu, pada tahun 2020 istrinya meninggal dunia.

Sebelum meninggal dunia, istri Mawardi yang merupakan ibu angkat korban mewariskan rumah tersebut kepada Mahira Dinabila.

Sementara, Mawardi menikah lagi dan tinggal bersama dengan istri barunya.

"Saya pernah lihat surat pernyataan, rumah itu jatuh ke tangan istrinya, dari istrinya rumah itu diserahkan ke korban," ujarnya.

Sejauh ini, dikatakannya bahwa pihak keluarga kandung masih curiga terhadap kematian korban dan banyak ditemukan kejanggalan.

"Banyak sekali, seperti bagian kepala sudah jadi tengkorak dan badannya utuh. Kenapa handphonenya itu, mau dijadikan barang bukti, bapak menahannya, tidak dikasih sama polisi," ujarnya.

"Kedua itu masalah visum, itu tanpa sepengetahuan saya, dia (Mawardi) yang mengajukan surat ke Polsek jangan sampai jenazah di autopsi, lalu pagarnya digembok dari luar," tuturnya.

Lebih lanjut, pria yang berprofesi sebagai penarik becak ini juga menyampaikan bahwa pihaknya masih berencana melaporkan kejanggalan tersebut kepada polisi.

"Tadi kita ke polisi, polisi mengatakan kenapa waktu kejadian itu tidak di autopsi, jadi kemarin saya mengantar jenazah ke rumah sakit," ungkapnya.

"Sementara bapak angkatnya mengurusi surat ke Polsek, surat yang diajukan nya itu terkait penolakan autopsi," pungkasnya.



Beberapa kasus pembunuhan mahasiswi yang masih menjadi misteri juga ada seperti yang terjadi di Malang belakangan.

Kasus dugaan pembunuhan terhadap seorang mahasiswi bernama Diah Agustin Lestariningsih (17) masih diselimuti misteri.

Hingga kini, Satreskrim Polresta Malang Kota masih belum menemukan titik terang siapa pelakunya.

Setelah pengembangan area pemeriksaan, kali ini giliran para saksi sebanyak sembilan orang kembali diperiksa penyidik Satreskrim Polresta Malang.

Saksi yang dipanggil kembali untuk diperiksa adalah orang terdekat korban. Mulai dari ibu kos tempat korban tinggal, seluruh penghuni kos hingga pacar korban.

"Sosok pelaku masih berupa dugaan, namun setidaknya kami sudah mendapatkan berbagai informasi untuk memburu pelaku. Dugaan saat ini memang masih banyak, bisa orang terdekat hingga orang asing bagi korban," ujar Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Bayu Febrianto Prayoga kepada TribunJatim.com, Senin (6/2/2023).

Dirinya mengungkapkan, bahwa pihaknya masih membutuhkan beberapa bukti untuk bisa mendapatkan petunjuk yang mengarah ke identitas pelaku.

Dan barang bukti yang akan dikumpulkan ini, ada sangkut pautnya dengan dugaan yang sudah muncul atas keterangan beberapa saksi.

"Untuk barang bukti yang kami amankan, ada pakaian yang dikenakan korban. Dari pakaian itu terdapat luka robek, lebih kurang 2,5 sentimeter. Kemudian ada sprei dan bantal, kami masih akan mencari barang bukti lain yang menguatkan dugaan yang ada," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Seperti diberitakan sebelumnya, seorang mahasiswi perguruan tinggi negeri, Diah Agustin Lestariningsih (17), ditemukan meninggal di tempat tidur kamar kosnya yang terletak di Jalan Sumbersari Gang 5 C Kecamatan Lowokwaru pada Kamis (22/12/2022) lalu.

Sebelum ditemukan meninggal, korban tidak pernah mengeluh sakit atau mengalami apapun.

Bahkan malam hari sebelum ditemukan meninggal, korban diketahui sempat bertegur sapa dengan teman kosnya saat hendak meminjam alat pemanas air.

Usai dilakukan visum di Kamar Jenazah RSSA Malang, jenazah dibawa pihak keluarga ke kampung halaman untuk dimakamkan. Setelah itu, jenazah dikebumikan di TPU Kebangsewu Desa Semen Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi, pada Jumat 23 Desember 2022.






























Kematian Janggal Mahira di Rumah Ortu Angkat, Ayah Kandung: Sisa Tengkorak, Duga Sudah 10 Hari Tewas Kematian Janggal Mahira di Rumah Ortu Angkat, Ayah Kandung: Sisa Tengkorak, Duga Sudah 10 Hari Tewas Reviewed by WONGPASAR GROSIR MALANG on 12.26 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.