3 Pelanggaran Berat di Tragedi Arema Vs Persebaya: Kesalahan Panpel, PSSI dan Aparat Jadi Sorotan




SURYAMALANG.COM, MALANG - Berikut tiga pelanggaran berat dalam tragedi Arema Vs Persebaya yang jadi sorotan Save Our Soccer

Akmal Marhali sebagai Koordinator Save Our Soccer sangat menyayangkan dan menyesalkan tragedi Arema Vs Persebaya bisa terjadi. 

Terlebih dalam laga tersebut tidak ada suporter lawan yang datang ke Stadion Kanjuruhan dan murni para pendukung Arema FC saja. 

Itu sebabnya kejadian ini mendapat banyak perhatian selain menelan jumlah korban yang sangat besar. 

Prosedur keamanan sampai pelanggaran yang dilakukan beberapa pihak jadi sorotan Akmal Marhali. 

Apa saja pelanggaran berat dalam tragedi Arema Vs Persebaya itu?

1. Tiket Over Capacity 


Akmal Marhali, menyoroti beberapa aturan yang dilanggar baik dilakukan oleh pihak penyelenggara maupun aparat keamanan.

Pertama, Akmal mengungkapkan pelanggaran yang dilakukan oleh Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC. 

Pelanggaran itu salah satunya menjual tiket tidak sesuai dengan instruksi dari pihak kepolisian.

Akmal mengatakan, sebelum pertandingan Arema Vs Persebaya digelar, aparat menginstruksikan kepada Panpel hanya boleh mencetak tiket sebanyak 25.000 lembar.

Namun, instruksi pihak kepolisian itu tidak diindahkan dan Panpel justru mencetak tiket hingga 45.000 lembar.

Hal inilah, kata Akmal, yang membuat Stadion Kanjuruhan terlalu penuh oleh massa atau penonton.

"Ini over capacity dari Stadion Kanjuruhan sehingga kemudian jumlah penonton tidak sebanding dengan kapasitas stadion," kata Akmal dikutip dari Kompas.com pada Senin (3/10/2022).

"Sehingga (di dalam stadion) berjubel, desak-desakan, dan ini pelanggaran prosedural yang sangat fatal," ucap dia.

2. Pertandingan Terlalu Malam 

Selain itu, Akmal juga menyoroti pelanggaran lain terkait jadwal pertandingan yang digelar terlalu malam.

Semula, Polri menyarankan agar pertandingan Arema Vs Persebaya dimulai pada pukul 15.30 WIB.

Namun, instruksi itu tidak dihiraukan dan pertandingan Arema melawan Persebaya Surabaya tetap digelar pada pukul 20.00 WIB.

"Beberapa kali Save Our Soccer menyampaikan bahwa PSSI harus merevisi ulang jadwal pertandingan sepak bola yang larut malam," ujar Akmal.

"Karena sangat mengganggu keamanan dan kenyamanan apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan." imbuhnya. 

3. Tembakan Gas Air Mata


Terakhir, Akmal menyoroti pelanggaran yang dilakukan oleh aparat keamanan dalam pengamanan terhadap pertandingan sepak bola tersebut.

Akmal mengatakan, pelanggaran yang dilakukan aparat kepolisian yakni menembakkan gas air mata di dalam stadion yang kemudian diarahkan ke tribune penonton.

Menurut Akmal, tembakan gas air mata di dalam stadion ke arah tribune tidak sesuai prosedur dan melanggar aturan FIFA.

Sebab, kata Akmal, tembakan gas air mata menjadi salah satu faktor banyaknya suporter yang sesak napas.

Dalam aturan FIFA, Akmal menjelaskan, penggunaan gas air mata ternyata memang tidak diperbolehkan.

Beleid itu tertuang dalam pasal 19 B yang berbunyi "No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used" (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)".

Akmal menyadari dilepaskannya tembakan gas air mata oleh aparat juga menjadi kesalahan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

PSSI dianggap salah karena tidak menyampaikan prosedur pengamanan sepak bola berbeda dengan pengaman aksi unjuk rasa atau demonstrasi.

"Kelalaian PSSI ketika melakukan kerja sama dengan pihak kepolisian, tidak menyampaikan prosedur ini bahwa pengamanan sepakbola itu berbeda dengan pengamanan demo." kata Akmal dikutip dari Kompas.com pada Senin (3/10/2022).

"Tidak boleh ada senjata dan gas air mata yang masuk ke dalam stadion."

Pengakuan Mahfud MD 

Sementara itu Menteri Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD sempat angkat bicara mengenai tragedi ini.

Mahfud MD mengatakan sebelumnya, aparat kepolisian telah mengusulkan kepada panitia agar laga dilaksanakan pada sore hari, bukan malam hari. 

Selain itu, jumlah penonton juga diusulkan agar disesuaikan dengan kapasitas Stadion Kanjuruhan, yakni 38.000 orang.




Namun, kata Mahfud, usulan tersebut tidak dilakukan dan pertandingan tetap dilakukan pada malam hari dengan tiket yang dicetak sebanyak 42.000.

"Pemerintah telah melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari ke waktu dan akan terus diperbaiki"

"Tetapi olahraga yang menjadi kesukaan masyarakat luas ini kerap kali memancing para suporter untuk mengekspresikan emosi secara tiba-tiba," ujar Mahfud melalui rilis resmi yang diterima KOMPAS.TV, Minggu (2/10/2022).

Pertandingan antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang Sabtu, 1 Oktober 2022 pada akhirnya hanya jadi  catatan kelam bagi dunia sepak bola Indonesia.

Pertandingan tersebut memakan korban jiwa baik dari suporter maupun aparat keamanan.

Tercatat, ada 125 orang yang dilaporkan meninggal dunia usai pertandingan Arema Vs Persebaya itu.








3 Pelanggaran Berat di Tragedi Arema Vs Persebaya: Kesalahan Panpel, PSSI dan Aparat Jadi Sorotan 3 Pelanggaran Berat di Tragedi Arema Vs Persebaya: Kesalahan Panpel, PSSI dan Aparat Jadi Sorotan Reviewed by WONGPASAR GROSIR MALANG on 16.19 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.