SURYAMALANG.COM, MALANG - Sebanyak 89 atlet mahasiswa berlaga di cabang olahraga panjat tebing di STIE Malangkucecwara, Rabu (23/3/2022). Mereka merupakan perwakilan dari 37 perguruan tinggi di Jawa Timur dalam Pekan Olahraga Mahasiswa Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan Badan Pembina Olaraga Mahasiswa (BAPOMI) Jatim.
"Saya kira ini event pertama setelah lama tidak ada lomba. Ini seperti tetesan air di tengah gurun. Karena sudah lama tidak ada kegiatan lomba, maka kami mempersiapkan sedemikian rupa agar ada keamanan. Hal ini karena peralatan lama tidak dipakai," kata Drs Bunyamin MM PhD, Ketua STIE Malangkucecwara pada SURYAMALANG.COM di sela acara pembukaan cabor ini.
Bekerjasama dengan BAPOMI, kemudian dilakukan pengecekan peralatan dan kelayakannya. Serta memperbaiki apa yang perlu diperbaiki untuk menunjang safety. Meski lama tidak bertanding, Bunyamin mengharapkan mereka tetap bisa menjunjung sportifitas sehingga melakukan aktifitas yang produktif.
Menurut Bunyamin, alat panjat tebing di kampusnya selama tidak ada kompetisi hanya dibuat latihan-latihan mahasiswa. "Kalau buat kompetisi kan standarnya pasti beda," kata dia. Ketua Umum BAPOMI Jawa Timur Dr Muarifin MPd mengatakan ada 3000 mahasiswa yang berkompetisi di POM Provinsi Jatim yang pertama ini.
"Sangat antusias saya lihat. 3000 mahasiswa itu dari 133 perguruan tinggi di Jatim. Untuk panjat tebing ada satu kelas, lead, yang diikuti atlet pria dan wanita. Sebelum bertanding, mereka diberi waktu mengenali medan selama beberapa menit. Peserta nampak ada yang meraba-raba alat dengan tangannya. Ada juga yang memperhatikan dari kejauhan."
"BAPOMI punya tri sukses yaitu prestasi, akademisi dan profesi. Meski prestasi, jangan lupakan akademis. Nanti jika lulus segera dapat profesi tertentu dengan kemampuan plusnya itu," kata Muarifin.
Selain itu, BAPOMi juga punya tiga program, yaitu apresiasi, rekognisi dan layanan khusus.
"Kami sudah sepakat dengan wakil rektor seluruh Jatim bahwa atlet berprestasi harus diberi rekognisi atau pengakuan SKS tertentu yang nanti diatur oleh perguruan tinggi," kata Wakil Rektor III Universitas Negeri Malang (UM) ini.
Sedangkan layanan khusus pada atlet harus dilakukan karena saat bertanding membawa nama baik perguruan tingginya.
"Jika tidak dilayani khusus, bisa-bisa yaitu tidak lulus pada mata kuliah tertenth karena sering meninggalkan sering meninggalkan kuliah. Perguruan tinggi harus memperhatikan tiga hal itu," pungkasnya.
Tidak ada komentar: