SURYAMALANG.COM, SURABAYA - Pedagang sayuran mlijo menjadi sasaran peredaran uang palsu (upal) di Surabaya.
Sudarmi (60) sudah dua kali menerima uang palsu pecahan Rp 50.000 saat berdagang sayuran di Jemur Wonosari Gang 3.
Kini Sudarmi masih menyimpan dua uang palsu tersebut di dalam wadah tersendiri.
Sudarmi tidak ingin upal tersebut bercampur dengan lembaran uang asli.
Sudarmi belum berpikir untuk melaporkan peristiwa itu ke polisi.
Kini Sudarmi mulai berhati-hati menerima setiap uang dari para pembeli.
"Saya tidak lapor polisi," ujar Sudarmi kepada SURYAMALANG.COM, Rabu (9/2/2022).
Sudarmi mengetahui uang tersebut palsu saat akan membeli plastik kemasan untuk dagangan sayur mayurnya.
Sudarmi kaget, ternyata tampilan dan tekstur lembaran kertas uang Rp 50.000 warna biru itu berbeda denngan uang asli lembaran pada umumnya.
Uang palsu tersebut memiliki tingkat kecerahan pewarnaan terlalu tebal.
Benang pengaman sebagai petanda keabsahan uang juga tidak ditanam di dalam tesktur tipis lembaran kertas uang, tapi dicetak bersamaan dengan proses pewarnaan uang palsu.
Hologram petanda keabsahan uang pada upal tersedia juga tidak tampak mengkilap seperti uang asli.
"Kalau asli, benangnya ada mengkilap, kalau dipegang agak kasar," terangnya.
Sudarmi menyebutkan pelaku yang membeli menggunakan uang palsu itu berjenis kelamin perempuan, dan berusia sekitar 40 tahun.
Perempuan tak dikenal itu membeli beberapa bumbu dapur, seperti bawang merah, lalu sayur kacang panjang kemudian rebung, dan ikan tongkol.
Menurutnya, perempuan itu dua kali belanja menggunakan uang palsu.
"Saya tidak periksa. Saya tahunya saat mau membeli plastik," imbuhnya.
Tidak ada komentar: