Tren minum matcha yang semakin digemari masyarakat dinilai memiliki potensi risiko kesehatan. Sejumlah ahli gizi mengingatkan konsumsi matcha berlebihan dapat menghambat penyerapan zat besi, terutama pada vegetarian dan vegan yang mengandalkan sumber nabati untuk memenuhi kebutuhan mineral tersebut. Matcha, yang terbuat dari daun teh hijau Camellia sinensis yang digiling halus, dikenal kaya akan nutrisi dan memiliki kandungan polifenol tinggi.
Risiko bagi vegetarian dan vegan Gunter Kuhnle, profesor nutrisi dan ilmu pangan dari University of Reading, menjelaskan matcha mengandung katekin dan tanin, keduanya termasuk polifenol, yang dapat menurunkan penyerapan zat besi hingga 50 persen. “Efek ini bervariasi antarindividu, tergantung waktu minum dan jenis makanan,” ujar Kuhnle. Ia menambahkan kasus anemia akibat konsumsi teh hijau berlebihan memang jarang, tetapi pernah terjadi, salah satunya pada pria berusia 48 tahun. Hobson menegaskan risiko lebih besar dialami vegetarian dan vegan karena polifenol hanya memengaruhi zat besi non-heme yang banyak ditemukan pada tahu, lentil, dan sayuran hijau, bukan zat besi heme yang ada di daging. “Jika Anda mengandalkan sumber nabati untuk zat besi, sebaiknya hindari minum matcha bersamaan dengan waktu makan karena dapat menghambat penyerapan,” kata Hobson.
Gejala dan pencegahan Defisiensi zat besi atau anemia dapat menimbulkan gejala seperti mudah lelah, sesak napas, kulit pucat, sakit kepala, dan jantung berdebar, menurut NHS. Penelitian Lund University di Swedia menemukan 38 persen remaja perempuan serta 70 persen vegetarian atau vegan dalam studi mengalami kekurangan zat besi.
Hobson menyarankan, selain mengatur waktu minum matcha, hindari menambahkan banyak sirup atau krim. “Pilihan paling sehat adalah meminumnya tanpa tambahan,” ujarnya.
Reviewed by wongpasar grosir
on
11.42
Rating:
Tidak ada komentar: