Telur menjadi salah satu sumber protein hewani yang memiliki harga paling terjangkau dan mudah dimasak.
Selain itu, telur juga kaya protein yang baik bagi kesehatan. Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat atau USDA, satu butir telur berukuran besar mengandung 6,2 gram protein dan 74 kalori
Tak heran, telur menjadi sumber protein favorit dan banyak dikonsumsi oleh berbagai kalangan serta usia. Bahkan tak sedikit orang yang menyetok atau menyimpan telur di rumah mereka. Ketika berbelanja telur, baik di pasar maupun toko swalayan, kita akan memeriksa setiap telur sebelum memasukkannya ke keranjang belanjaan. Namun, saat tiba di rumah, menemukan salah satu atau beberapa telur retak.
Lantas, apa yang perlu dilakukan pada telur retak tersebut? Apakah masih perlu menyimpannya atau langsung memasaknya? Jawabannya tergantung pada apakah kamu tidak sengaja memecahkannya sendiri atau telur tersebut sudah retak di dalam karton.
Lantas, apa yang perlu dilakukan pada telur retak tersebut? Apakah masih perlu menyimpannya atau langsung memasaknya? Jawabannya tergantung pada apakah kamu tidak sengaja memecahkannya sendiri atau telur tersebut sudah retak di dalam karton.
Karena bakteri dapat masuk ke kuning telur atau putih telur melalui retakan pada cangkang, penting memeriksa telur di pasar. USDA's Food Safety and Inspection Service menyarankan menghindari wadah berisi telur yang sudah retak. Jika membeli telur yang sudah retak, jangan menggunakannya. Sebaliknya, membuang telur tersebut. Lantas, apakah telur retak aman dikonsumsi? Dilansir dari Better Homes and Gardens, Kamis (6/3/2025), para peneliti Taiwan menemukan bakteri Salmonella lebih banyak ditemukan pada telur yang cangkangnya lemah atau retak. Dengan risiko tersebut, mengonsumsi atau menggunakan telur retak bukanlah pilihan tepat.
Reviewed by wongpasar grosir
on
08.15
Rating:
Tidak ada komentar: