Dalam kesempatan itu, Arief mengatakan bahwa PG Krebet Baru merupakan salah satu PG milik negara dengan produksi besar. ”Pabrik satu produksinya 6 ribu ton gula per hari. Sedangkan satunya lagi berkisar 6.100 ton sampai 6.300 ton. Totalnya 12 ribu ton lebih,” ujar Arief dalam sambutannya.
Menurut dia, besarnya produksi disokong revitalisasi sejumlah alat produksi. Di antaranya boiler dan gilingan. ”Dari lima gilingan, tiga di antaranya baru dibeli dari Swedia. Ini akan meningkatkan rendemen,” imbuh dia.
Selain ditopang peralatan, dia mengatakan, pasokan tebu dari petani juga tinggi. Sebab, produksi tebu di bumi kanjuruhan juga tinggi. Untuk satu hektare lahan bisa menghasilkan 200 ton tebu. Melebihi Jawa Barat yang hanya 55-60 ton per hektare.
Arief juga menyampaikan, harga dari petani sesuai Harga Acuan Pembelian (HAP), yakni Rp 14,5 ribu per kilogram. Bagi Arief, hal ini akan menggairahkan para petani untuk menanam lebih banyak tanaman komoditas tersebut.
Dengan demikian, hal tersebut mendukung program pemerintah dalam menggenjot produksi gula dalam negeri. Tujuannya untuk mengurangi ketergantungan impor gula. Terlebih, kondisi terkini nilai tukar dolar Amerika mencapai Rp 16 ribu kian mencekik jika masih harus ambil dari luar Indonesia. ”Ini kesempatan kita untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Harus lebih digenjot lagi," tandas Arief. (biy/dan)
Tidak ada komentar: