Kepala Desa Kedungwungu, Sahrudin Baharsyah menyebut gadis berinisial PA (13) yang kabur ke Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, bukan kali pertama. Dari keterangan keluarga, aksi kaburnya ini sudah yang kelima kali. “Jadi memang anak ini punya kebiasaan sering kabur,” ujar Sahrudin saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (10/9/2025). Ia mengatakan, setiap kabur PA kerap menuju Lamongan, meski di daerah itu tidak ada satu pun keluarga dari gadis tersebut. Diketahui ayah dan ibu PA telah meninggal dunia, sementara ia tinggal bersama neneknya di Indramayu. Pemdes Kedungwungu juga pernah menjemput PA dari Lamongan dalam pelarian sebelumnya. “Setelah dijemput ternyata anak ini hanya berada di rumah selama satu mingguan dan pergi lagi dengan tujuan yang tidak jelas, lalu sekarang ada di Lamongan lagi,” kata Sahrudin.
Menurut pengetahuan pemerintah desa, PA memiliki banyak kenalan di Lamongan yang dikenalnya lewat media sosial. “Saya juga heran, pernah saya tanya kamu video call-an sama siapa? Katanya sama teman, orang mana? Orang Lamongan, gitu katanya,” ucapnya.
Kabar soal PA kembali kabur ke Lamongan diketahui setelah sebuah akun Instagram bernama @purnomopolisibaik mengunggah video tentang kondisi gadis itu. Unggahan tersebut viral hingga mendapat respons dari Bupati Indramayu, Lucky Hakim, yang memerintahkan jajarannya melakukan penjemputan. “Kami langsung melakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan penjemputan ke sana, insya Allah hari ini dijemput,” ujar Sahrudin.
Ia menambahkan, secara mental PA memang tidak stabil dan sulit diajak berkomunikasi. “Jadi kalau diajak bicara memang suka ngawur-ngawur,” ujarnya. Selain itu, PA juga disebut sering mengamuk hingga memecahkan kaca jendela rumah neneknya. Bahkan ia pernah ketahuan mencoba meminum minyak wangi.
Terkait kabar yang beredar bahwa PA mengaku kabur karena menjadi korban dugaan pelecehan oleh keluarganya, Sahrudin mengatakan pihaknya belum bisa menyimpulkan kebenarannya. “Tapi tetap kita akan selidiki untuk memastikan dugaan itu,” katanya. Ia menegaskan, keluarga berharap ada pembinaan bagi PA agar peristiwa serupa tidak terulang. “Keluarga mohon dari dinas terkait sekiranya dapat membantu tentang permasalahan ini, kalaupun dijemput pihak keluarga berharap agar anak tersebut dapat dibina dahulu melalui dinas-dinas terkait,” ujar Sahrudin.
Tidak ada komentar: